Daiving di Laut Banda,Mendagri Tito Karnavian Sebut Alamnya Masuk Kelas Dunia - MENGGAPAI ASA

Daiving di Laut Banda,Mendagri Tito Karnavian Sebut Alamnya Masuk Kelas Dunia

Daiving di Laut Banda,Mendagri Tito Karnavian Sebut Alamnya Masuk Kelas Dunia

‎Laporan Jurnalis menggapaiasa.com, Silmi Sirati Suailo

‎MASOHI,menggapaiasa.comMelalui opening ceremony Bana Heritage Festival 2025, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyampaikan kesannya saat berkunjung ke Kepulauan Banda.

‎Mendagri juga menyampaikan pengalamannya saat diving bersama istri. Dimana kerapatan koloni karang (coral) masih begitu terjaga.

‎Dua hari disini, Mendagri Tito Karnavian melakukan survey alam bawah laut Banda dan ia mengatakan bahwa alam bawah laut Banda masuk dalam kelas internasional.

‎"Saya sudah menyelam hampir 30 tahun, dan istri saya hampir 10 tahun, dari tempat-tempat yang saya datangi semisal di Raja Ampat, Kaimana dan lain-lain, jujur baru tiga kali turun di Banda saya temukan gugusan terumbu karang yang sangat utuh, tebal dan masih hidup," ujar Mendagri, Rabu (26/11/2025),

‎Bukan hanya itu beberapa biota laut hanya ditemukan di Kepulauan Banda, air-air jernih masih bisa terlihat dengan jarak puluhan meter kedalaman laut.

‎"Coral yang beragam juga ikan-ikan besar, saya temukan ikan Napoleon yang langkah jumlahnya belasan di Pulau Banda. Kumpulan Hummer head ikan Hiu macam, semuanya ada di Banda," jelas Mendagri.

‎Menurut Tito, Banda memiliki kekayaan yang melimpah ruah, alamnya yang kaya dan indah menandingi destinasi wisata internasional Maldives.

‎Dimana dikatakan, titik tertinggi Maldives hanyalah 2 meter, sementara saat memasuki Banda mata sudah dimanjakan dengan bingkai Gunung Api Banda yang sudah sangat melegenda hingga dijadikan simbol mata uang RI Rp 1.000

‎Sementara dari sisi sejarah, Tito mengulas soal julukan Banda sebagai Spice Island yang begitu menjadi rebutan.

‎Selain itu, Tito Karnavian bilang bahwa Banda kaya akan budaya, kebudayaan Banda berkembang ratusan tahun atau ribuan tahun dari kebudayaan masyarakat lokal dan masuknya para pendatang di belahan lain Nusantara. 

‎"Budaya Sulawesi, Jawa, Cina, Arab, Eropa membuat budaya yang ada di Banda ialah campuran dari berbagai budaya dan menjadi budaya khas Banda sehingga menjadikan bagian dari kehidupan sehari-hari, sebelum acara festival ada acara adat Buka Kampung dan acara ritual tertentu semisal di Sumur Pusaka Negeri Lonthoir," ulas Tito. 

‎Walau begitu, Mendagri menyoroti tumbuh kembang anak-anak di Kepulauan Banda, ia bertanya-tanya di Banda ikan begitu berlimpah namun daya tumbuh kembang fisik anak-anak tidak sesuai umur mereka.

‎"Kami sempatkan berkunjung ke sekolah dan membagikan botol minum, saya tanya ke anak-anak umum mereka berapa?, ada yang menjawab 13 tahun, 12 tahun, tapi saya lihat posturnya kok tidak sesuai," cerita Mendagri.

‎Ia menyatakan bahwa masalah ini perlu dibijaki sesegera mungkin karena anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang patut diperhatikan. (*)

Posting Komentar untuk "Daiving di Laut Banda,Mendagri Tito Karnavian Sebut Alamnya Masuk Kelas Dunia"