Ban Mobil Kamu Cepat Habis? Ternyata Ini 5 Kesalahan Sepele yang Sering Dilakukan!

Ban Mobil Kamu Cepat Habis? Ternyata Ini 5 Kesalahan Sepele yang Sering Dilakukan!

menggapaiasa.com - Ban mobil adalah salah satu komponen paling penting dalam kendaraan, tapi sering kali jadi yang paling diabaikan. Banyak pengendara hanya memperhatikan ban saat sudah benar-benar botak atau pecah di jalan. Padahal, kondisi ban sangat memengaruhi kenyamanan, keamanan, hingga efisiensi bahan bakar saat berkendara. Tidak heran, banyak kasus ban cepat habis yang sebenarnya bisa dicegah sejak awal.

Fenomena ban mobil yang aus sebelum waktunya semakin sering terjadi di Indonesia, terutama bagi pengguna mobil harian yang melintasi jalanan kota penuh kemacetan, jalan rusak, atau cuaca panas ekstrem. Namun menariknya, penyebab utama bukan hanya kondisi jalan, melainkan kebiasaan sepele yang dilakukan pemilik kendaraan tanpa sadar setiap hari.

Untuk memahami penyebabnya, kami berbicara dengan teknisi bengkel, menganalisis pola penggunaan mobil, hingga melihat bagaimana pemilik kendaraan memperlakukan bannya. Hasilnya, ada beberapa kesalahan umum yang ternyata menjadi biang keladi ban cepat aus.

Berikut ulasan lengkapnya:

1. Tekanan Angin Tidak Sesuai Rekomendasi

Ini adalah kesalahan paling sering dilakukan, dan efeknya sangat besar.

Tekanan angin terlalu rendah: membuat ban cepat aus di bagian pinggir, lebih boros BBM, dan memperbesar risiko pecah ban.

Tekanan angin terlalu tinggi: membuat bagian tengah ban lebih cepat habis dan handling jadi tidak stabil.

Setiap mobil sudah punya rekomendasi tekanan angin (biasanya di pintu pengemudi). Ikuti angka tersebut, bukan sekadar “feeling” atau saran random dari tempat isi angin.

2. Jarang Melakukan Spooring dan Balancing

Ban yang aus tidak merata adalah tanda kuat bahwa mobil butuh spooring atau balancing.

Banyak orang mengabaikannya karena merasa mobil masih “enak dipakai”, padahal:

Kemudi bisa sedikit lari ke kiri/kanan

Ban cepat habis di satu sisi

Getaran di kecepatan tertentu muncul

Spooring ideal dilakukan setiap 10.000 km atau ketika mobil sering melewati jalan berlubang.

3. Gaya Mengemudi yang Kasar

Kebiasaan berkendara juga sangat memengaruhi umur ban.

Contoh perilaku yang mempercepat keausan:

Akselerasi mendadak

Ngerem mendadak

Menikung tajam dengan kecepatan tingg

Bermanuver agresif di jalan padat

Ban bekerja lebih berat dan permukaannya cepat tergerus. Berkendara halus = ban lebih awet.

4. Overload: Mobil Terlalu Banyak Beban

Menumpuk barang atau membawa penumpang melebihi kapasitas membuat tekanan ban meningkat drastis. Akibatnya:

Ban lebih cepat panas

Konstruksi ban melemah

Keausan jadi tidak merata

Risiko pecah ban meningkat

Banyak pemilik mobil tidak sadar kapasitas maksimal mobilnya, padahal sudah tercantum di buku manual.

5. Tidak Rutin Rotasi Ban

Rotasi ban sering dianggap sepele, tapi efeknya besar untuk umur ban.

Ban depan biasanya lebih cepat habis karena tugasnya lebih berat (mengarah, menopang mesin, dan melakukan pengereman utama). Dengan rotasi tiap 10.000 km, keausan bisa merata sehingga umur pakai ban jauh lebih panjang.

Hal Kecil Tapi Dampaknya Besar

Ban cepat habis bukan cuma soal kualitas ban, tapi juga bagaimana pemilik merawat dan menggunakannya. Lima kesalahan simple di atas sering dilakukan tanpa sadar, padahal efeknya bisa merogoh kantong jutaan rupiah lebih cepat untuk ganti ban.

Dengan menjaga tekanan angin, melakukan spooring-balancing rutin, berkendara halus, tidak overload, dan rajin rotasi, ban mobil bisa lebih awet, aman, dan hemat biaya.***

Posting Komentar untuk "Ban Mobil Kamu Cepat Habis? Ternyata Ini 5 Kesalahan Sepele yang Sering Dilakukan!"