6 Fakta Pembunuhan Dosen di Bungo Jambi oleh Bripda Waldi,Kesal Ditolak untuk CLBK

Ringkasan Berita:
  • Dosen di Jambi tewas dibunuh Bripda Waldi karena kesal keinginan untuk CLBK ditolak
  • Korban dibunuh di rumahnya di Perumahan BTN Al Kausar
  • Saat ditemukan, EY dalam kondisi tertutup sarung dengan sejumlah luka memar

menggapaiasa.com, MUARA BUNGO –EY (37), seorang dosen perempuan di Kabupaten Bungo, Jambi, menjadi korban rudapaksa hingga pembunuhan oleh seorang oknum polisi bernama brigadir dua (Bripda) Waldi (22).

EY ditemukan tewas di rumahnya di Perumahan BTN Al Kausar, Sabtu (1/11/2025).

Tak hanya melakukan perbuatan keji, ia pula membawa barang berharga korban.

Motif Bripda Waldi membunuh EY karena keinginan untuk merajut cinta kembali alias CLBK, ditolak.

CLBK adalah singkatan dari Cinta Lama Bersemi Kembali.

Istilah ini digunakan untuk menggambarkan hubungan cinta lama yang muncul kembali, biasanya antara dua orang yang pernah menjalin hubungan dulu, lalu berpisah, dan kini saling dekat lagi.

Berikut ini sederet fakta pembunuhan EY oleh Bripda Waldi:

1. Kronologi Penemuan Jenazah

Penemuan jenazah EY bermula dari kekhawatiran rekan-rekannya di IAK SS Muaro Bungo.

Selama dua hari korban tidak hadir mengajar dan tidak merespons panggilan telepon.

Rekan korban kemudian mendatangi rumahnya, namun rumah dalam keadaan terkunci.

Warga dipanggil untuk membantu, dan setelah pintu berhasil didobrak, korban ditemukan tergeletak di atas tempat tidur dengan wajah tertutup bantal.

Warga langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Tim Inafis dan penyidik Polres Bungo kemudian melakukan olah TKP dan membawa jenazah ke RSUD H Hanafie.

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, ditemukan bekas kekerasan pada tubuh korban.

"Beberapa tanda kekerasan pada tubuh korban," jelas Kasatreskrim AKP Ilham Tri Kurnia.

Dokter pemeriksa RSUD H Hanafie Muara Bungo, dr Sepriadi menemukan sejumlah luka mencurigakan pada tubuh korban.

Luka tersebut meliputi lebam di wajah, benjolan di bagian belakang kepala, serta memar di kedua bahu.

"Ditemukan lebam di seluruh bagian wajah, dan ada benjolan di kepala belakang berukuran sekitar 13 x 10 sentimeter," ujar dr. Sepriyedi usai melakukan pemeriksaan di RSUD H Hanafie, Sabtu sore.

Selain itu, memar juga terlihat pada bahu kanan dan kiri, serta terdapat luka pada leher yang diduga akibat benturan benda tumpul atau tajam.

"Habis itu ditemukan juga lebam di bagian leher," jelasnya.

Tim medis juga menemukan dugaan adanya kekerasan seksual, ditandai dengan cairan pada area organ intim korban.

Berdasarkan kondisi jenazah, korban diperkirakan telah meninggal sekitar 12 jam sebelum ditemukan, ditunjukkan oleh keluarnya darah berwarna gelap dari mulut dan hidung sebagai tanda awal proses pembusukan.

2. Kondisi Saat Ditemukan

Korban ditemukan di atas tempat tidur dalam kondisi tertutup sarung dan masih mengenakan sebagian pakaian.

“Jenazah dibawa ke RSUD H Hanafie untuk pemeriksaan lanjutan,” kata Kasat Reskrim Polres Bungo, AKP Ilham Tri Kurnia.

"Kami menerima laporan penemuan mayat di Perumahan BTN Al Kausar, seorang wanita. Dari hasil pengecekan, jenazah ditemukan di atas tempat tidur tertutup sarung," ujar Kasat Reskrim. 

3. Motif Asmara

Dugaan sementara, pelaku melakukan aksinya lantaran masalah asmara.

Waldi dan korban pernah menjalin hubungan, namun berpisah.

Pelaku diduga kembali mencoba mendekati korban, namun ditolak.

Meski demikian, polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya pelaku lain.

AKBP Natalena memastikan proses hukum tetap berjalan transparan meskipun pelaku merupakan anggota kepolisian.

"Barang bukti yang diamankan honda jazz warna putih, serta motor PCX warna merah, serta handphone milik korban," ujarnya.

4. Gunakan Wig saat Masuk Rumah

Bripda Waldi (22) menggunakan wig saat keluar masuk rumah korban untuk menghindari identifikasi kamera CCTV dan warga sekitar.

Upaya penyamaran itu dilakukan agar tidak dikenali ketika menjalankan aksinya.

Pemuda yang bertugas di Polres Tebo tersebut diduga kuat menjadi pelaku pembunuhan dan pencurian disertai kekerasan terhadap EY (37), dosen Institut Agama dan Kesehatan (IAK) Setih Setio Muara Bungo.

Sebagai informasi, Kabupaten Bungo dan Tebo besebelahan.

Sebelumnya, dua kabupaten ini bernama Bute, sebelum pemekaran pada tahun 1999.

Kasus ini terungkap setelah penemuan jenazah korban di Perumahan Al Kausar Residence, Kabupaten Bungo, pada Sabtu (1/11/2025).

EY diketahui merupakan Ketua Program Studi S1 di kampus tersebut.

5. Kapolres Sebut Kejam

Pada Minggu (2/11/2025) sore, Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono memaparkan hasil penyelidikan awal.

“Pelaku ini bengis dan kejam,” ujar AKBP Natalena.

Menurutnya, kondisi tubuh korban menunjukkan tanda-tanda kekerasan yang cukup parah.

Ia juga menyampaikan bahwa pelaku menunjukkan kecermatan dalam menjalankan aksinya, termasuk teknik mengelabui pengawasan kamera.

“Pelaku ini memakai wig, rambut palsu, untuk keluar masuk rumah.

"Ini untuk mengelabui CCTV dan warga. Jadi yang terlihat adalah orang gondrong,” jelas Natalena.

6. Kabur Bawa Mobil, Motor, dan Perhiasan

Dari lokasi kejadian, pelaku mengambil sejumlah barang milik korban seperti mobil Honda Jazz, sepeda motor Honda PCX, perhiasan, dan gawai.

Polisi menemukan mobil korban di wilayah Kabupaten Tebo, tidak jauh dari tempat tinggal pelaku, lengkap dengan perhiasan di dalamnya.

Sementara motor PCX milik EY ditemukan terparkir di RSUD H. Hanafie Muaro Bungo.

Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan topik Pembunuhan Dosen di Bungo

Baca berita lainnya di Google News

Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp menggapaiasa.com

Posting Komentar untuk "6 Fakta Pembunuhan Dosen di Bungo Jambi oleh Bripda Waldi,Kesal Ditolak untuk CLBK"