Puisi Dedi Sahara
Ayat Kehidupan
Bacalah,
dengan hati terbuka
akan kau temukan
tangan-tangan gaib bekerja
mengalir dalam getar udara
tatkala laut terpejam
bintang-bintang padam
di ujung tungkai malam
seperti tarian hujan pertama
membasahi panas bumi
kuntum bunga-bunga api
dan koloni semut
di ranting trembesi
disucikannya kembali
jiwa-jiwa melata yang samsara
semacam isyarat cinta
melewati semua bahasa
dan selalu tak terjala
akal pengetahuan manusia.
2025
Membaca Rabi’ah
Di bawah bentangan jubah malam
telah kusaksikan puncak mahabah
pada sepasang mata Rabi'ah
yang berjalan di atas muramnya dunia
dengan sayap-sayap putih malaikat
sebelum terbang menuju sidrat
dan dari telapak tangannya yang bercahaya
tumbuhlah setangkai mawar puisi
lebih wangi dari taman-taman surga
lebih merah dari gejolak api neraka
pada setiap dada manusia yang alpa
akan hakikat keberadaannya.
2025
Maaf
Maafkan aku masa remaja, jika pernah memaksamu
untuk tampak lebih dewasa
Maafkan aku masa kini, jika selalu menghalau
uluran lembut kedua tanganmu
Maafkan aku masa depan yang melenakan
jika sering kali menutup kedua mataku
Maafkan aku untuk setiap kata maaf
yang meluncur dengan percuma
Dalam dunia yang hilang jiwa.
Regresi
Ada seorang remaja yang tak pernah beranjak tumbuh
di dalam dirimu, seakan tak terjaring waktu
meski rambutmu mulai keperakan dan berguguran
Keriangan seringkali terpancar di matanya
seperti bintang-bintang di pucuk malam
betapa terang dan dalam.
Saat tercengung menatap paras kelam dunia
ia selalu datang menggodamu
untuk kembali mendamba hangat rahim ibu
atau mendesakkan kata-kata
yang tak seluruhnya bisa kau pahami.
Dedi Sahara, tinggal di Bandung. Menulis puisi, esai, dan aktif menerjemahkan buku psikoanalisis atau karya sastra. Buku terjemahan terbarunya adalah Jacques Lacan: Antara Psikoanalisis dan Politik. Saat menjadi mahasiswa aktif bergiat di Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS) UPI, Asosiasi Psikoanalisis Indonesia (API), Lingkar Studi Filsafat Nahdliyyin (LSFN), dan pernah menjadi redaktur Apresiasi Buruan.co.***
Posting Komentar untuk "Puisi Dedi Sahara"
Posting Komentar