Selamat Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2025! Merenungkan Kitab Zakharia dan Maleakhi dalam Mengikat Kembali Relasi Umat dengan Tuhan

menggapaiasa.com - Bulan September ini umat Katolik di Indonesia merayakan Bulan Kitab Suci Nasional (2025) dengan tema "Allah Sumber Pembaruan Relasi dalam Hidup." Renungan-renungan yang diambil untuk bulan ini juga diinspirasi oleh Kitab Zakharia dan Kitab Maleakhi. 

Dilansir dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia, agenda ini diadakan setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda. 

Tema ini dipilih untuk mengingatkan para umat Katolik bahwa Tuhan hadir untuk mendampingi, membaharui, membangun kembali, dan menyembuhkan hubungan umat-umatNya yang rusak dengan diriNya dan sekitar mereka. 

Sejarah Agenda

Dilansir dari Pena Katolik, BKSN merupakan manifestasi Konsili Vatikan II/KV II (1962-1965). Terutama sebagai pembentukan nyata implementasi dokumen Dei Verbum. 

Dokumen itu berisikan panduan bagaimana gereja memandang Kitab Suci dalam konteks modern dan untuk mengajak para umat Katolik serta orang-orang lain untuk membaca Kitab Suci. 

Pada tahun 1975, muncul kesadaran untuk menyambut terbitnya Alkitab lengkap ekumenis hasil kerja sama antara Lembaga Biblika Indonesia (LBI) , yang berada di bawah Majelis Waligereja Indonesia (MAWI), dengan Lembaga Alkitab Indonesia, berada di naungan Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia. 

LBI kemudian menyarankan agar setiap paroki mengadakan misa syukur pada bulan Agustus tahun itu. Bahan-bahan liturgi dan rekomendasi kegiatan yang dapat dilakukan untuk agenda tersebut telah direncanakan beberapa bulan sebelum dikirimkan kepada keuskupan-keuskupan. 

Kemudian MAWI mengadakan sidang pada tahun 1977 dimana mereka menetapkan agar hari Minggu pertama bulan September ditetapkan sebagai Hari Minggu Kitab Suci Nasional. 

Diinspirasi oleh Zakharia dan Maleakhi 

Nabi Zakharia dan Maleakhi lahir setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, namun masih mencari arah hidup yang baru dan lebih baik. Pada masa itu bangsa Israel merasakan kekecewaan, ketidakadilan, dan keletihan rohani. 

Walaupun begitu, kedua nabi berusaha mengingatkan orang-orang bahwa Allah tidak meninggalkan mereka. Sebaliknya, Allah memang menghendaki agar umat-umatNya memperbarui hidup, membangun keadilan, dan memulihkan persekutuan mereka. 

Nabi Zakharia menegaskan: "Beginilah firman Tuhan semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing! Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang miskin, dan janganlah merancang kejahatan dalam hatimu terhadap masing-masing" (Za 7:9-10). 

Nabi Maleakhi juga mengatakan: "Bukankah kita sekalian mempunyai satu Bapa? Bukanlah satu Allah yang menciptakan kita? Lalu mengapakah kita berkhianat seorang terhadap yang lain dan menajiskan perjanjian nenek moyang kita?" (Mal 2:10). 

Kedua nabi ini mengingatkan bahwa hubungan kita dengan Tuhan tidak akan terputuskan, dan ketika kita memutuskan hubungan kita dengan sesama sama artinya dengan mengkhianati Tuhan sendiri. 

Tahun Yubileum

Dilansir dari Buku Panduan BKSN 2025, pada Tahun Yubileum ini Almarhum Paus Fransiskus meninggalkan pesan dalam Bulla Spes Non Confundit (Harapan Tidak Mengecewakan). 

Beliau menuliskan harapan agar Yubileum ini dapat menjadi momen perjumpaan pribadi yang sejati dengan Tuhan Yesus, pintu keselamatan umatNya, yang selalu diwartakan oleh Gereja sebagai pengharapannya. 

Beliau juga mengajak para Misionaris Belas Kasih untuk menghidupkan kembali pengharapan dan menawarkan pengampunan setiap kali ada orang berdosa yang datang kepada mereka dengan hati terbuka serta kehendak untuk bertobat. 

Orang yang bertobat dan menerima pengampunan dipanggil menjalani kehidupan mereka seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Yaitu, hidup dalam kasih dengan Allah dan dengan sesama. 

Orang tersebut dapat disebut sebagai seseorang yang menjalani pembaruan baru. Ia telah meninggalkan dosa dan kejahatan, lalu menjalani hidup yang dikehendaki oleh Allah. 

Posting Komentar untuk "Selamat Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2025! Merenungkan Kitab Zakharia dan Maleakhi dalam Mengikat Kembali Relasi Umat dengan Tuhan"