Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.301: Pussy Riot Dihukum Penjara In Absentia

menggapaiasa.comPerang Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama 1.301 hari hingga Selasa (16/9/2025).
Konflik ini bukanlah peristiwa mendadak, melainkan akumulasi ketegangan historis sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Setelah Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan, hubungan dengan Moskow dipenuhi kecurigaan dan perebutan pengaruh.
Ketegangan memuncak pada 2014 saat Revolusi Euromaidan menggulingkan pemerintahan pro-Rusia di Kyiv.
Sebagai respons, Rusia mencaplok Krimea dan mendukung kelompok separatis di Donbas.
Invasi skala penuh dimulai pada Februari 2022, mengubah konflik regional menjadi perang besar di Eropa.
Terkini, lima anggota Pussy Riot dijatuhi hukuman penjara 8–13 tahun in absentia oleh pengadilan Moskow terkait aksi anti-perang yang mengkritik militer Rusia, The Guardian melaporkan.
Hukuman penjara in absentia adalah bentuk vonis pidana yang dijatuhkan tanpa kehadiran terdakwa di ruang sidang.
Istilah in absentia berasal dari bahasa Latin yang berarti “dalam ketidakhadiran”.
Dalam konteks hukum, ini berarti proses pengadilan tetap berlangsung meskipun terdakwa tidak hadir secara fisik.
Serangan Rusia di Ukraina menewaskan dua orang, melukai sembilan lainnya, dan memicu kebakaran besar di Zaporizhzhia serta Mykolaiv.
Drone Ukraina menyerang kilang Kirishi, salah satu yang terbesar di Rusia, hingga unit pemrosesan utama berhenti beroperasi.
Rusia mengklaim merebut desa Olhivske di Zaporizhzhia, sementara Ukraina menegaskan berhasil menahan laju serangan di dekat Pokrovsk.
Komandan militer Ukraina memecat dua perwira senior, sementara perwira AS memantau latihan perang Rusia-Belarus di tengah upaya Trump merapat ke Minsk.
Perang ini bukan sekadar perebutan wilayah, tetapi juga pertarungan narasi, legitimasi, dan masa depan tatanan dunia.
Dunia menyaksikan bahwa akar konflik masih dalam, dan jalan menuju perdamaian belum terlihat jelas.
Berikut adalah rincian lengkap peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina hari ke-1.301:
1. Pussy Riot Dihukum Penjara In Absentia
Lima anggota kolektif protes feminis Pussy Riot dijatuhi hukuman penjara in absentia atas tuduhan terkait pertunjukan anti-perang yang mengkritik militer Rusia.
Pengadilan Moskow menjatuhkan hukuman antara delapan hingga 13 tahun, menurut Rolling Stone dan Mediazona.
Kasus ini bermula dari video musik “Mama, Don’t Watch TV” pada Desember 2022 yang dituding menyebarkan informasi palsu, serta pertunjukan di Munich pada April 2024 di mana potret Presiden Vladimir Putin dihina.
Kelima anggota—Maria Alyokhina, Taso Pletner, Olga Borisova, Diana Burkot, dan Alina Petrova—menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya bermotif politik.
Burkot menegaskan dukungan penuh pada karyanya, menyatakan bahwa Ukraina harus menang dan Putin harus diadili di Den Haag.
Pussy Riot adalah sebuah band punk-aktivis feminis asal Rusia yang dikenal karena menggabungkan musik, seni pertunjukan, dan aksi politik dalam bentuk protes publik yang provokatif.
Mereka bukan band konvensional dengan album dan tur rutin, melainkan sebuah kolektif seni gerilya yang menggunakan musik sebagai alat perlawanan terhadap otoritarianisme, patriarki, dan represi kebebasan berekspresi di Rusia.
Pussy Riot mengusung gaya musik yang memadukan unsur punk rock, suara eksperimental, gerakan riot grrrl, dan seni pertunjukan sebagai bentuk ekspresi politik.
Kelompok ini berbentuk kolektif terbuka, dengan figur sentral seperti Nadya Tolokonnikova, Maria Alyokhina, dan Olga Borisova yang dikenal luas dalam dunia aktivisme.
Pussy Riot menggunakan musik sebagai media protes, bukan sekadar hiburan.
Beberapa karya mereka yang paling dikenal antara lain “Punk Prayer”, “I Can’t Breathe”, dan “Mama, Don’t Watch TV”, yang menyuarakan kritik sosial dan politik secara tajam.
Penampilan mereka sering dilakukan secara spontan di ruang publik—mulai dari gereja, museum, hingga jalanan—dengan mengenakan balaclava berwarna cerah sebagai simbol perlawanan dan anonimitas.
2. Serangan Rusia di Ukraina Tewaskan 2 Orang
Serangan Rusia di Ukraina menewaskan dua orang dan melukai sedikitnya sembilan lainnya, kata pejabat setempat.
Di Zaporizhzhia, satu orang tewas dan sembilan orang terluka, termasuk seorang anak, akibat serangan besar pada Senin.
Foto yang dipublikasikan memperlihatkan petugas pemadam berjuang memadamkan api di rumah-rumah dan bangunan lain.
Setidaknya ada 10 serangan di kota itu, menurut penyiar publik Suspilne.
Di Mykolaiv, pasukan Rusia menyerang sebuah pertanian dan menewaskan seorang pengemudi traktor, kata gubernur Vitaliy Kim.
Ia menuding Rusia menargetkan warga sipil, tuduhan yang dibantah Moskow.
3. Kilang Minyak Rusia Diserang Drone Ukraina
Salah satu kilang minyak terbesar Rusia di Kirishi, barat laut negara itu, menghentikan unit pemrosesan utamanya setelah serangan drone Ukraina.
Kilang Kirishinefteorgsintez milik Surgutneftegaz menjadi salah satu target serangan pada Minggu.
Reuters melaporkan, unit kilang yang terbakar menyumbang hampir 40 persen dari kapasitas pemrosesan sekitar 400.000 barel per hari.
Surgutneftegaz belum memberikan komentar.
4. Rusia Klaim Rebut Desa di Zaporizhzhia
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya merebut desa Olhivske di wilayah Zaporizhzhia.
Pejabat pro-Moskow Vladimir Rogov menyebut pasukan Rusia berhasil merebut sekitar 30 km persegi tanah.
Serangan ini bagian dari dorongan Rusia ke barat dengan Pokrovsk sebagai target utama.
Militer Ukraina mengatakan pasukannya berhasil menghentikan kemajuan Rusia di dekat Pokrovsk.
Blog militer DeepState melaporkan Ukraina mencetak keberhasilan di dekat Dobropillia.
Laporan medan perang ini belum dapat diverifikasi secara independen.
5. Ukraina Pecat Dua Perwira Senior
Komandan militer tertinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi memecat dua perwira senior setelah kehilangan wilayah di bawah komando mereka.
Menurut Ukrainska Pravda dan Interfax, yang dipecat adalah Volodymyr Silenko dari Korps ke-17 di Zaporizhzhia, dan Maksym Kituhin dari Korps ke-20 di perbatasan Donetsk-Dnipropetrovsk.
Keduanya dipindahkan ke tugas lain setelah pasukan Rusia merebut sejumlah desa di daerah tersebut.
6. AS Pantau Latihan Rusia-Belarus
Perwira militer Amerika Serikat memantau latihan gabungan Rusia dan Belarus pada Senin, pertama kali sejak Moskow menggunakan Belarus untuk menyerang Ukraina.
Kehadiran ini berlangsung beberapa hari setelah Polandia menembak jatuh drone Rusia yang melintasi wilayah udaranya.
Kunjungan itu menandai sinyal upaya Washington mempererat hubungan dengan Belarus.
Perwakilan Presiden Donald Trump, John Coale, pekan lalu mengatakan AS ingin membuka kembali kedutaan di Minsk dan memulihkan perdagangan.
Militer AS belum memberikan komentar.
(menggapaiasa.com/Andari Wulan Nugrahani)
Posting Komentar untuk "Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.301: Pussy Riot Dihukum Penjara In Absentia"
Posting Komentar