Peningkatan Jumlah Warga Negara Tiongkok ke Korea Selatan dengan Perahu Menimbulkan Kekhawatiran

menggapaiasa.com- Baru-baru ini, sebuah perahu karet tidak dikenal terdampar di pantai barat, pulau Jeju, Korea Selatan pada hari Senin (8/9). 
 
Di dalam perahu yang terbengkalai itu, terdapat joran pancing, enam jaket pelampung, dan paket makanan darurat bertuliskan bahasa Mandarin.
 
Setelah menerima laporan, Penjaga Pantai Korea melakukan penyelidikan bersama dengan militer dan lembaga lainnya.
 
Beberapa jam setelah penyelidikan, polisi menangkap seorang pria Tionghoa berusia 40-an, yang namanya tidak dipublikasikan. 
 
Dikutip dari Korea Times, pada hari Selasa (9/9), mereka menangkap seorang pria Tionghoa lainnya berusia 30-an dan sedang melacak, empat orang lainnya yang diyakini datang bersama mereka.
 
Para pria itu telah menyeberangi hampir 460 kilometer lautan lepas, dengan perahu karet bertenaga mesin 90 tenaga kuda, meninggalkan Nantong di provinsi Jiangsu, Tiongkok, pada hari Minggu (7/9) dan tiba di Jeju keesokan paginya.
 
Para pria tersebut mengungkapkan kepada polisi, jika perjalanan berbahaya tersebut dilakukan dengan harapan menghasilkan uang.
 
Ini bukan pertama kalinya, warga negara Tiongkok mengarungi lautan lepas untuk mencapai Korea Selatan. 
 
Didorong oleh kesulitan politik dan ekonomi, penyeberangan serupa telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
 
Pada bulan Maret 2025, Penjaga Pantai Korea mencegat dua warga negara Tiongkok di dekat Incheon, setelah mereka menyeberang dari Tiongkok dengan perahu karet saat mencoba memasuki Korea Selatan secara ilegal. 
 
Perahu yang dilengkapi mesin berkekuatan 30 tenaga kuda, jaket pelampung, dan kompas, menempuh jarak sekitar 234 kilometer dalam 20 jam sebelum keduanya tersesat, dan terombang-ambing di tengah cuaca buruk serta kabut.
 
Para penyidik mengatakan, pria berusia 30-an dan wanita berusia 50-an sebelumnya tinggal di Korea Selatan, tetapi dideportasi tahun lalu karena tidak memiliki status hukum. Mereka kemudian mencoba kembali untuk menuntut upah yang belum dibayarkan.
 
Sebagian besar warga Tiongkok telah dideportasi dari Korea Selatan, dan karena tidak dapat kembali secara legal, mencoba menyeberang untuk mencari pekerjaan ilegal di bidang pertanian dan konstruksi. 
 
Pihak berwenang mengatakan masing-masing membayar antara 10.000 hingga 15.000 yuan (sekitar Rp23 juta hingga Rp34 juta), untuk membeli perahu yang digunakan dalam upaya tersebut.
 
Rentetan upaya penyeberangan laut, telah mendorong pihak berwenang untuk memperketat penegakan hukum. 
 
Penjaga Pantai Korea melakukan tindakan keras selama empat bulan, terhadap keberangkatan dan kedatangan ilegal, dari bulan Mei hingga Agustus.
 
Badan tersebut menyatakan bahwa selama enam tahun terakhir, tercatat 49 kasus kejahatan perbatasan maritim, termasuk masuk secara ilegal dan upaya penyelundupan. 
 
Empat belas kasus melibatkan kapal-kapal kecil, sebagian besar saat cuaca sedang baik.
 
"Dulu, para pendatang ilegal sering bersembunyi di kapal penangkap ikan atau kapal kargo," kata badan tersebut. 
 
"Baru-baru ini, mereka beralih ke penyeberangan yang lebih murah dan cepat dengan kapal kecil bertenaga tinggi." 
 
"Di Jeju, beberapa orang asing juga memanfaatkan program bebas visa pulau itu, untuk menyelinap ke daratan tanpa izin."

Posting Komentar untuk "Peningkatan Jumlah Warga Negara Tiongkok ke Korea Selatan dengan Perahu Menimbulkan Kekhawatiran"