Netanyahu Usir Warga Kota Gaza,Israel Mau Ratakan Lebih dari 50 Gedung

Netanyahu Usir Warga Kota Gaza,Israel Mau Ratakan Lebih dari 50 Gedung

menggapaiasa.comPerdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa pasukan Israel sedang bersiap melakukan operasi darat lanjutan di Kota Gaza.

Pengumuman itu disampaikan pada Senin malam (8/9/2025) dari pusat komando Angkatan Udara Israel.

"Pergi sekarang. Saya katakan kepada rakyat Gaza, dengarkan saya baik-baik: Kami telah memperingatkan kalian, jadi tinggalkan kota ini sekarang!" kata Netanyahu dalam pidato yang ditujukan kepada warga Palestina di Kota Gaza, pada hari Senin.

Beberapa hari sebelumnya, Netanyahu sudah berjanji akan menghancurkan gedung-gedung bertingkat di Kota Gaza.

Janji itu kini ia penuhi dengan serangan udara yang menargetkan menara-menara apartemen di Kota Gaza.

"50 menara telah dihancurkan di Gaza dalam dua hari. Ini baru permulaan," kata Netanyahu, menurut laporan Maariv, media Israel berbahasa Ibrani.

Ia beralasan bahwa gedung-gedung tersebut digunakan oleh kelompok perlawanan, terutama Hamas, yang menurut Israel menjadikan Kota Gaza sebagai pusat kekuatannya.

"Instruksi saya adalah memerangi tempat persembunyian mereka dengan kekuatan. Kami telah menghancurkan tempat persembunyian mereka di kamp-kamp pengungsi, di tiga di antaranya," kata Netanyahu.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa militer Israel akan terus menghancurkan seluruh infrastruktur Hamas di wilayah tersebut

"Kami hanya mengevakuasi penduduk dari sana dan menghancurkan semua infrastruktur militan – dan instruksi saya adalah melakukan hal yang sama di tempat persembunyian militan lainnya," jelasnya.

Sebagai pemimpin yang saat ini sedang menjadi buron Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang, Netanyahu menegaskan kembali perintahnya.

"Saya sekarang memimpin Angkatan Udara. Saya berjanji beberapa hari yang lalu bahwa kami akan menghancurkan menara-menara militan di Gaza, dan itulah yang sedang kami lakukan," katanya.

Netanyahu juga memberi peringatan terakhir kepada warga sipil di Kota Gaza.

"Dalam dua hari, kami telah menghancurkan 50 menara, dan ini baru awal dari operasi darat yang dahsyat di Kota Gaza. Saya katakan kepada warga: Siapa pun yang telah diperingatkan, dimaafkan. Keluar dari sana!" perintahnya.

Netanyahu kembali menyerukan penghancuran terhadap Jalur Gaza, meski ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya pada 21 November 2024 karena kejahatan perang.

Tuduhan tersebut mencakup penggunaan kelaparan sebagai metode perang, serta kejahatan terhadap kemanusiaan termasuk pembunuhan, penganiayaan, dan tindakan tidak manusiawi lainnya yang terjadi antara 8 Oktober 2023 hingga setidaknya 20 Mei 2024, menurut laman ICC.

Para hakim ICC menolak permintaan Israel untuk mencabut surat perintah penangkapan tersebut, sementara sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), menjatuhkan sanksi terhadap para hakim ICC.

Update Serangan Israel di Jalur Gaza

Israel masih melanjutkan serangannya terhadap Jalur Gaza sejak Oktober 2023.

Militer Israel menyalahkan Hamas atas kehancuran di Jalur Gaza setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, dengan menembus pertahanan Israel di selatan dan menahan sekitar 250 orang. 

Setelah melakukan berbagai pertukaran tahanan, yang terakhir pada Januari tahun ini, Israel menyebut masih ada sekitar 50 sandera yang hingga kini ditahan di Gaza. 

Sementara Hamas menegaskan serangan mereka adalah bentuk perlawanan terhadap pendudukan Israel sejak 1948 dan perebutan kompleks Masjid Al-Aqsa.

Sebagai balasan, Israel menutup semua jalur masuk ke Gaza dan memulai serangan udara serta darat besar-besaran. 

Setidaknya 64.522 warga Palestina terbunuh dan 163.096 lainnya terluka dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menurut laporan Kementerian Kesehatan pada hari Senin (8/9/2025).

Selain itu, 393 orang meninggal dunia karena kelaparan di Jalur Gaza, menurut laporan Al Jazeera.

Israel juga dilaporkan menembaki warga Palestina yang mencari bantuan di Jalur Gaza, menambah jumlah para pencari bantuan yang dibunuh menjadi 2.430 dan 17.794 lainnya terluka sejak 27 Mei 2025.

Pada 2 Maret lalu, Israel memberlakukan blokade penuh di seluruh jalur perlintasan Gaza, termasuk Rafah dan Kerem Shalom. 

UNICEF dan WHO menyebut kelaparan yang terjadi akibat blokade ini sebagai “bencana buatan manusia”.

Israel menyatakan telah mengizinkan lebih dari 1.900 truk bantuan per hari masuk ke Gaza, menurut laporan Reuters pada 7 September 2025. 

Meskipun demikian, badan PBB menegaskan adanya jendela waktu yang teramat sempit untuk mencegah kelaparan merebak di Jalur Gaza.

Pada 3 September lalu, militer Israel meluncurkan Operasi Gideon 2 sebagai kelanjutan dari Operasi Gideon 1, dengan tujuan menduduki Kota Gaza.

Israel mengklaim telah menguasai sekitar 40 persen wilayah kota yang mereka sebut sebagai pusat kekuatan Hamas. 

Pada hari Minggu berikutnya, Israel menghancurkan gedung tinggi Al-Ruya, yang menambah daftar menjadi 50 gedung hancur hanya dalam beberapa hari. 

Pada harin ini, Israel mengebom dan menghancurkan sebuah gedung bertingkat 12 di Kota Gaza, menurut laporan AP News.

Menurut Al Jazeera, serangan di gedung itu menewaskan setidaknya 65 orang, termasuk 49 korban dari Gaza utara dalam 24 jam terakhir.

Meski Israel bersama sekutunya, Amerika Serikat, sempat membentuk Gaza Humanitarian Foundation (GHF) pada Mei 2025 untuk menyalurkan bantuan, banyak laporan menyebut tentara Israel masih menembaki warga yang mencoba mengambil distribusi bantuan dan belum dapat mengatasi kelaparan yang meluas.

Sementara itu, Qatar dan Mesir masih berperan sebagai mediator, namun perundingan damai berjalan sangat lambat karena kedua pihak belum sepakat mengenai syarat-syarat penghentian perang, yang banyak pihak sebut sebagai genosida di Gaza.

(menggapaiasa.com/Yunita Rahmayanti)

Posting Komentar untuk "Netanyahu Usir Warga Kota Gaza,Israel Mau Ratakan Lebih dari 50 Gedung"