Monumen Tanah Kritis,Jumantono Karanganyar Jawa Tengah,Saksi Perubahan Tanah Tandus ke Subur - MENGGAPAI ASA

Monumen Tanah Kritis,Jumantono Karanganyar Jawa Tengah,Saksi Perubahan Tanah Tandus ke Subur

menggapaiasa.com Tak semua monumen berbentuk bangunan yang megah dengan isi yang banyak.

Contohnya monumen yang ada di Karanganyar berikut yang memiliki keunikan tersendiri dibanding monumen pada umumnya.

Di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar, berdiri sebuah monumen unik yang sarat akan makna sejarah lingkungan, yakni Monumen Tanah Kritis.

Monumen ini bukan sekadar bangunan biasa, melainkan sebuah pengingat nyata bahwa kawasan Jumantono yang kini hijau dan subur, dulunya adalah daerah tandus dan gersang.

Monumen ini dibangun di atas lahan seluas 9.125 meter persegi.

Di dalam bangunan utama berbentuk joglo khas Jawa, tersimpan sebuah gundukan tanah gersang yang diawetkan. 

Tanah inilah yang menjadi saksi bisu kondisi kritis Jumantono di masa lalu.

Ia hadir sebagai bukti nyata bahwa kerusakan lingkungan akibat pengelolaan alam yang salah dapat membawa bencana kekeringan dan kegersangan.

Namun, kisah Jumantono tidak berhenti pada kegersangan.

Berkat program konservasi tanah dan air yang digalakkan pemerintah bersama masyarakat, lahan yang dahulu kritis kini bertransformasi menjadi tanah yang subur dan produktif.

Berbagai jenis tanaman palawija hingga buah-buahan kini tumbuh dengan baik.

Bahkan, sebagian besar masyarakat setempat kini menggantungkan hidup sebagai petani sebuah perubahan besar yang berawal dari kesadaran menjaga lingkungan.

Monumen Tanah Kritis sendiri dibangun pada era Orde Baru, atas inisiatif pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.

Peresmian dilakukan pada tahun 1980-an oleh Menteri Kehutanan Sujarwo.

Tujuannya jelas: sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas agar senantiasa menjaga kelestarian tanah dan air, sekaligus mengingatkan betapa rawannya bahaya kekeringan jika konservasi diabaikan.

Selain ikon utama berupa tanah gersang yang diawetkan, kawasan monumen ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang.

Terdapat arboretum (kebun koleksi tanaman), selter, saluran air dan bangunan terjunan, kantor pengelola, musala, hingga toilet.

Kehadiran fasilitas-fasilitas ini membuat Monumen Tanah Kritis tidak hanya berfungsi sebagai tempat edukasi lingkungan, tetapi juga destinasi wisata sejarah dan alam yang layak dikunjungi.

Bagi masyarakat maupun wisatawan yang ingin datang, Monumen Tanah Kritis dibuka setiap hari dengan jam operasional mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.

Monumen ini adalah simbol perjalanan panjang masyarakat Jumantono dalam mengubah lahan tandus menjadi tanah subur sebuah pelajaran berharga tentang pentingnya merawat bumi demi masa depan yang lebih baik.

Wisata di Dekat Monumen Tanah Kritis

Kalau kamu mau melanjutkan wisata di sekitar Monumen Tanah Kritis, berikut berbagai rekomendasinya:

1. Ganesha Sendang Salju

Lokasi: Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Karanganyar.

Atraksi: Wahana unik bertema salju tropis, ada hujan salju buatan, seluncuran es, kolam renang dalam ruangan, restoran, spot foto estetik, serta gym.

Harga Tiket: Rp 20.000/orang (Senin–Jumat); Rp 25.000 (Sabtu–Minggu & libur) pesonakaranganyar.

Jarak dari Monumen Tanah Kritis: Kedua objek berada di Kecamatan Jumantono diperkirakan hanya beberapa kilometer (±10–15 menit berkendara).

2. Dolphin Tugu Waterpark

Lokasi: Bulakrejo, Desa Tugu, Jumantono.

Atraksi: Waterpark lengkap dengan Snow Park (salju buatan), Sakura Park, live music, penyewaan ban, kelas renang, berbagai kolam dengan kedalaman berbeda, kantin, mushola, dan area parkir.

Harga Tiket: Rp 15.000 (Senin–Jumat), Rp 20.000 (Sabtu, Minggu, dan libur).

Jarak dari Monumen Tanah Kritis: Masih dalam wilayah Jumantono diperkirakan sekitar 5–10 km (15–20 menit berkendara).

3. Telaga Kusuma Agrowisata Waterpark

Lokasi: Tawun, Desa Tunggulrejo, Jumantono.

Atraksi: Agrowisata lengkap taman bunga, waterpark dengan waterboom dan kolam renang, café, gazebo, studio VR, meeting room, mushola, serta fasilitas hijau yang asri.

Harga Tiket: Rp  10.000 - Rp 15.000 (hari biasa), Rp 15.000 – Rp 20.000 (akhir pekan/libur)

Jarak dari Monumen Tanah Kritis: Dalam radius Jumantono diperkirakan ±10 km (sekitar 20 menit berkendara).

4. Durian Pak Loso (Desa Tunggulrejo, Jumantono)

Lokasi: Desa Tunggulrejo yang merupakan sentra durian di Jumantono.

Di sana, kamu bisa menikmati kuliner durian di mana banyak rumah warga menjual buah durian lokal khas Karanganyar, termasuk di Mbah Loso yang terkenal bahkan sampai ke wisatawan luar kota.

Harga: Durian mulai dari Rp 30.000 per buah, tergantung ukuran dan kualitas.

Jarak dari Monumen Tanah Kritis: Berada di Jumantono juga, kira‑kira sekitar 10 km (±20 menit berkendara).

(Cynthia/menggapaiasa.com) (TribunSolo)

Posting Komentar untuk "Monumen Tanah Kritis,Jumantono Karanganyar Jawa Tengah,Saksi Perubahan Tanah Tandus ke Subur"