Israel Gagal Bunuh Pimpinan Hamas Lewat Serangan di Doha

menggapaiasa.com.CO.ID,DOHA – Kelompok Hamas mengumumkan, Israel gagal membunuh jajaran pimpinannya dalam serangan di Doha. Dalam pernyataan resmi pertamanya setelah serangan di Doha, Hamas mengatakan serangan Israel bertujuan untuk menggagalkan gencatan senjata dan perundingan pertukaran tahanan.
Kelompok tersebut juga mengkonfirmasi bahwa para pemimpin utamanya selamat dari upaya pembunuhan tersebut sementara enam orang lainnya, termasuk putra kepala biro politik Hamas Khalil al-Hayya dan salah satu pembantunya, serta seorang perwira Qatar, syahid.
“Kami mengkonfirmasi kegagalan musuh dalam membunuh saudara-saudara kami dalam delegasi perundingan,” bunyi pernyataan Hamas. Pernyataan itu terkait serangan Israel ke gedung perumahan yang didiami para pimpinan Hamas pada Selasa.
Sementara yang syahid menurut mereka adalah Jihad Labad (Abu Bilal), direktur kantor Khalil al-Hayya; Hammam al-Hayya (Abu Yahya), putra Khalil al-Hayya; serta Abdullah Abdul Wahid dan Moamen Hassouna, keduanya rekan Khalil. Gerakan tersebut juga menyatakan berduka atas gugurnya Kopral Badr Saad Mohammed Al-Humaidi, anggota Pasukan Keamanan Dalam Negeri Qatar (Lekhwiya).
“Upaya pengkhianatan pendudukan Zionis untuk membunuh delegasi perundingan Hamas di ibu kota Qatar, Doha, saat ini adalah kejahatan keji, agresi terang-terangan, dan pelanggaran mencolok terhadap semua norma dan hukum internasional.”
Gerakan tersebut menyatakan bahwa “menargetkan delegasi perundingan, ketika mereka sedang mendiskusikan proposal terbaru Presiden AS Donald Trump, menegaskan tanpa keraguan bahwa Netanyahu dan pemerintahannya tidak ingin mencapai kesepakatan apa pun dan dengan sengaja berupaya untuk menggagalkan semua peluang dan menggagalkan upaya internasional.”
Sumber terkemuka Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa delegasi kepemimpinan gerakan tersebut, yang dipimpin oleh Khalil al-Hayya, selamat dari serangan udara Israel yang menargetkan mereka selama pertemuan untuk membahas proposal terbaru presiden AS untuk gencatan senjata di Jalur Gaza.
Sementara, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani menolak klaim dan laporan bahwa para pemimpin Hamas mungkin selamat karena informasi AS tentang serangan Israel sebelum hal itu terjadi. “Ini adalah serangan berbahaya, 100 persen, tidak diketahui sampai hal itu terjadi,” katanya kepada wartawan.
Majed al-Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, juga membantah klaim Gedung Putih bahwa AS memberi tahu Qatar tentang serangan Israel sebelum serangan itu terjadi. “Pernyataan yang beredar bahwa Negara Qatar sudah mendapat informasi sebelumnya mengenai serangan itu sepenuhnya salah,” kata al-Ansari dalam sebuah pernyataan.
“Telepon yang diterima dari seorang pejabat Amerika datang saat terdengar suara ledakan akibat serangan Israel di Doha.” Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan sebelumnya bahwa setelah diberitahu tentang rencana Israel, “Trump segera mengarahkan Utusan Khusus Witkoff untuk memberi tahu Qatar tentang serangan yang akan datang, dan dia melakukannya”.
Dalam postingan media sosial yang telah lama ditunggu-tunggu, Presiden AS Donald Trump menggemakan pernyataan Gedung Putih sebelumnya tentang serangan di Qatar – dengan beberapa edit.
Gedung Putih sebelumnya mengindikasikan AS memberi tahu Qatar tentang serangan itu sebelum serangan itu terjadi, sebuah klaim yang dengan cepat dibantah oleh Doha.
Kini, Trump tampaknya menarik kembali pernyataan tersebut. “Saya segera mengarahkan Utusan Khusus Steve Witkoff untuk memberi tahu Qatar tentang serangan yang akan terjadi, namun sayangnya dia terlambat untuk menghentikan serangan itu,” kata presiden AS. Trump juga mengatakan dia mengarahkan Menteri Luar Negeri Marco Rubio untuk menyelesaikan perjanjian kerja sama pertahanan dengan Qatar.
Posting Komentar untuk "Israel Gagal Bunuh Pimpinan Hamas Lewat Serangan di Doha"
Posting Komentar