Dari Venezuela Hingga PIK2, Marva Griffin dan Misi Besar untuk Desainer Muda di IDW 2025
menggapaiasa.com, JAKARTA - Panggung Indonesia Design Week (IDW) 2025 di Indonesia Design District (IDD) PIK2 tidak hanya menjadi ruang perayaan desain, tetapi juga saksi hadirnya seorang tokoh besar dunia yakni Marva Griffin.
Rambut putihnya yang ikonik, sorot matanya yang penuh percaya diri, dan suaranya yang hangat membawa aura otoritas sekaligus keakraban.
Bagi banyak orang, Marva Griffin bukan sekadar kurator, melainkan figur yang dikenal sebagai 'ibu baptis desain' internasional.
Perjalanan Marva Griffin sendiri penuh inspirasi. Lahir di El Callao, Venezuela. Dia tumbuh di sebuah rumah besar dengan delapan saudara.Sejak remaja, Marva Griffin sudah akrab dengan majalah desain dan mulai membayangkan ruang-ruang indah yang bisa diciptakan.
Awal 1970-an, dia pindah ke Milan, Italia, untuk memperdalam dunia desain sekaligus menapaki karier.
Marva Griffin sempat bekerja di perusahaan furnitur ternama C&B Italia, lalu melanjutkan kiprah sebagai jurnalis desain untuk berbagai majalah internasional.
Namun, langkah terbesarnya terjadi pada 1998, ketika mendirikan SaloneSatellite, sebuah pameran khusus yang menjadi titik awal banyak desainer muda menapaki panggung global.Di hadapan publik Indonesia saat Indonesia Design Week (IDW) 2025, Marva Griffin mengulang pesan yang telah disuarakan selama puluhan tahun yakni pentingnya memberi ruang dan dukungan untuk talenta muda.
"Desainer muda Indonesia bisa bersaing global dengan dukungan yang tepat,” ungkap Marva Griffin.
Kalimat Marva Griffin tersebut disambut tepuk tangan meriah dari para tamu yang memenuhi ruang utama IDD.Menurutnya, dukungan bukan sekadar simbolis. Dia berbicara tentang akses nyata ke industri, jejaring internasional, dan publikasi global. Tanpa itu semua, talenta besar bisa saja terhenti di meja studio tanpa pernah dikenal luas.
Itulah sebabnya SaloneSatellite dirancang dengan model unik: mempertemukan sekolah desain, mahasiswa, desainer muda, dan perusahaan dalam satu panggung. Banyak nama besar di dunia desain lahir dari sana.
Mengaitkan dengan tema IDW tahun ini, Ideantity, Marva Griffin menekankan bahwa identitas lokal adalah kekuatan utama yang tidak boleh diabaikan.
"Kita tidak bisa hanya meniru. Akar budaya, kisah lokal, dan ekspresi orisinal adalah kekuatan utama yang membuat karya desainer muda Indonesia unik di mata dunia,” ujarnya.
Kehadiran Marva Griffin di Jakarta seolah menjadi jembatan yang mempertemukan pengalaman panjangnya dengan semangat baru yang tengah tumbuh di Indonesia.
Dari Venezuela ke Milan hingga Jakarta, Marva Griffin konsisten membawa misi yang sama, yakni membimbing generasi baru agar percaya diri menampilkan karyanya ke dunia.

(mrk/jpnn)
Posting Komentar untuk "Dari Venezuela Hingga PIK2, Marva Griffin dan Misi Besar untuk Desainer Muda di IDW 2025"
Posting Komentar