Akankah jadi Penerus Nasida Ria? Kemenag Umumkan Enam Grup Kasidah Terbaik Indonesia, Salah Satunya dari Bali

menggapaiasa.com - Regenerasi grup Kasidah di Indonesia terus bergulir. Selama ini masyarakat mengenal grup Kasidah legendaris bernama Nasida Ria. Ternyata, seiring perkembangan zaman, musik kasidah tak punah. Justru, setiap provinsi di Indonesia memiliki grup kasidah jagoan masing-masing.

Sebanyak 32 grup kasidah terbaik dari 32 provinsi unjuk kemampuan dalam ajang Festival Seni Budaya Islam 2025. Mereka mengikuti seleksi berjenjang pada 4-8 September. Hasilnya ditetapkan lima grup kasidah terbaik tingkat nasional.

Menariknya salah satu dari grup kasidah terbaik itu berasal dari Bali, yang bernama Bismillah. Lima grup kasidah terbaik lainnya adalah El-Lazka (Jawa Barat), Hidayatul Insan (Kalimantan Tengah), Kabupaten Tangerang (Banten), MAN Satoe Voice (Jawa Timur), dan Syaf An-Nur (Sumatra Utara). Keenam grup kasidah ini akan tampil dalam Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII di Kendari pada 13–16 Oktober mendatang.

Kepala Subdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Wida Sukmawati mengatakan, Festival Seni Budaya Islam 2025 di Kendari mengusung tema Kasidah Kolaborasiml. Tujuannya menghadirkan harmoni musik dan kreativitas dalam satu panggung.

"Acara ini dirancang untuk menarik generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z, agar ikut serta merasakan semangat kebersamaan serta nilai budaya Islam yang terkandung dalam kasidah," jelasnya (10/9).

Dia mengatakan selain enam grup kasidah terbaik itu, peserta dari provinsi lain berhasi memberikan warna kompetisi. Melalui penampilan kasidah yang sarat pesan moral, spiritual, dan nilai kemanusiaan. Kemenag berharap setiap penampilan tidak hanya memukau dari segi seni. Tetapi juga mampu menginspirasi masyarakat dalam menebarkan kebaikan dan nilai-nilai Islami.

Wida menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi untuk melestarikan seni budaya Islam, khususnya kasidah. "Grup-grup muda bekerja sama dengan penggiat seni berpengalaman untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan kasidah," jelasnya.

Menurut Wida, juri juga memberi perhatian pada adab dan etika penampilan. Aspek tersebut dianggap sama pentingnya dengan vokal maupun aransemen musik. Adab dan etika dalam kasidah penting, agar pesan yang disampaikan lebih menyentuh dan membangun karakter audiens.

Wida berharap syiar kasidah terus menggema di tanah air. Tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga internasional. Karena melalui kasidah, nilai-nilai moral dan spiritual dapat tersampaikan dengan cara yang indah dan menyentuh hati masyarakat. Baginya kasidah menjadi simbol Islam yang damai, sejuk, dan harmonis.

Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi mengatakan, festival kasidah bukan sekadar lomba. Tetapi menjadi sarana pelestarian seni budaya Islam Nusantara. "Kami ingin menghadirkan kasidah sebagai garda terdepan syiar Islam yang menyejukkan serta membangun harmoni," ujarnya.

Zayadi menjelaskan, penilaian seleksi kasidah mencakup vokal, aransemen, penampilan, dan adab. Kemudian juga menilai kualitas suara, kreativitas, penguasaan panggung, serta kesantunan peserta. Proses ini melibatkan koordinasi juri agar standar penilaian tetap objektif.

Menurut Zayadi, festival kasidah menjadi ruang apresiasi sekaligus upaya mendidik generasi muda dan mendorong kolaborasi seniman. "Setiap penampilan adalah kontribusi penting dalam memperkaya khazanah seni budaya Islam di Indonesia," katanya.

Dia juga menambahkan bahwa setiap provinsi memiliki kekhasan kasidah. Keanekaragaman itu menjadikan festival lebih kaya sekaligus sarana belajar antar daerah. Peserta seleksi berasal dari berbagai latar belakang. Mulai dari lembaga pendidikan, komunitas seni, hingga instansi pemerintah.

Posting Komentar untuk "Akankah jadi Penerus Nasida Ria? Kemenag Umumkan Enam Grup Kasidah Terbaik Indonesia, Salah Satunya dari Bali"