Kondisi Film Animasi Merah Putih One For All di Bioskop: Rating Terendah,Cuma Hasilkan Rp34 Juta?
menggapaiasa.com - Film Animasi Merah Putih: One For All masih jadi sorotan. Film yang kabarnya menelan biaya Rp6-7 miliar ini bakal berakhir penayangannya pada hari ke-6.
Lantas berapa pendapatan dari film yang menelan biaya miliaran rupiah ini setelah beberapa hari tayang?
Dikutip dari akun X, @cinepoint_, Film Animasi Merah Putih; One for All menempati urutan terbawah di daftar film-film yang sedang diputar di bioskop Indonesia.
Sampai Senin, 18 Agustus 2025, film Merah Putih One for All baru ditonton 2.276 orang.
Capaian ini sangat timpang jika dibandingkan dengan film Demon Slayer Infinity Castle yang sudah menembus 1 juta lebih views.
Di awal penayangan pada 14 Agustus kemarin, Merah Putih One for All ditonton 720 orang.
Jika estimasi pendapatan tiap penonton adalah Rp15 ribu, maka film ini hanya menghasilkan Rp34.140.000.
Dari mana angka ini? penghitungannya pernah dibocorkan Triawan Munaf saat menjabat Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Mernurutnya, ada perhitungan sederhana untuk bisa mengecek jumlah pendapatan sebuah produksi film Indonesia.
"Pendapatan sudah bisa dicek dari angka jumlah penonton," kata Triawan dalam wawancara di sela acara Indonesia Film Business Outlook 2019 di Artotel, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).
Ia menjelaskan, produser mendapatkan jatah rata-rata Rp 15.000 untuk satu lembar tiket bioskop yang terjual.
Angka itu itu kemudian dikalikan dengan jumlah penonton filmnya untuk memperoleh pendapatan dari film tersebut.
"Produser dapat Rp 15.000. Jadi kalau film seperti Warkop DKI yang 6,8 juta penontonnya, itu dikali Rp 15.000, berapa? Ratusan miliar kan," kata Triawan.
"Misalnya biaya shooting sekitar Rp 20 miliar, promosi Rp 10 miliar. Dapatnya berapa ratus miliar," tambahnya.
Rating Terendah
Memang, film animasi itu menuai kontroversi terkait kualitas dan proses penayangannya.
Kini, masih bertahan di sejumlah bioskop Indonesia hingga hari keenam sejak dirilis pada 14 Agustus 2025.
Film animasi Merah Putih One For All merupakan film karya anak bangsa yang mengangkat semangat menyambut Hari Kemerdekaan yang menuai kritik netizen.
Berdasarkan pantauan di laman TIX ID, Selasa (19/8/2025), jadwal pemutaran film ini mulai mengalami pengurangan.
Di Kemang Village XXI, misalnya, masih tersedia empat jadwal pemutaran yakni pukul 13.30, 14.55, 16.20, dan 20.10.
Sementara itu, di Kelapa Gading XXI dan Alam Sutera XXI, masing-masing hanya tersisa dua jadwal.
Untuk Kelapa Gading XXI pada pukul 12.50 dan 16.45, sedangkan di Alam Sutera XXI pada pukul 12.45 dan 14.10.
Di Puri XXI dan Mega Bekasi XXI, film ini hanya mendapat satu slot tayang, masing-masing pukul 17.05 dan 16.50.
Begitu juga di Depok XXI yang hanya menayangkan film ini pada pukul 13.15.
Adapun di Metmall Cileungsi XXI, film Merah Putih One For All sudah tidak lagi diputar.
Jika dibandingkan dengan hari pertama penayangan, jumlah jadwal tayang film ini mengalami penurunan.
Pada awal rilis, satu bioskop bisa menayangkan hingga 4 sampai 5 kali dalam sehari.
Di sisi lain, film produksi Perfiki Kreasindo tersebut juga mendapat banyak hujatan di situs IMDb (Internet Movie Database), sebuah basis data daring yang memuat informasi seputar film, serial TV, hingga konten streaming.
Hingga kini, Merah Putih: One For All hanya meraih rating 1 dari 10 bintang, menjadikannya salah satu film animasi lokal dengan skor terendah di platform tersebut.
Menonton karena Iseng
Sementara, satu penonton, Sisil menjelaskan alasan tertarik menyaksikan film Merah Putih One for All. Dia mengaku karena penasaran.
Pasalnya film Merah Putih One for All belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial.
"Penasaran aja iseng, pas lihat ternyata emang kualitasnya ga banget, ceritanya sih oke aja," ujar Sisil.
"Aku kan nonton Jumbo ya, jauh banget dari segi kualitas, menurut aku belum siap harusnya," lanjutnya.
Sementara itu penonton lainnya, Dayat juga senada dengan Sisil. Ia menyaksikan film karena penasaran.
"Karena penasaran aja mau tau gimana bentukannya," ungkapnya.
Proses Tak Jujur
Sutradara kenamaan Hanung Bramantyo berkomentar dan berpesan tegas pada kreator dan investor dari film Merah Putih: One For All, usai menyaksikan film tersebut di hari pertama.
Hanung Bramantyo adalah seorang sutradara, penulis skenario, produser, dan aktor ternama di Indonesia.
Ia dikenal luas karena karya-karyanya yang menyentuh isu sosial, sejarah, dan budaya Indonesia.
Film animasi Merah Putih One For All merupakan film karya anak bangsa yang mengangkat semangat menyambut Hari Kemerdekaan yang menuai kritik netizen.
Hanung Bramantyo usai menonton film animasi ini tak menyalahkan kritik netizen.
Ia mengatkan wajar jika ada kecurigaan atau prasangka buruk netizen di media sosial tidak bisa disalahkan karena setelah melihat hasilnya.
Hanung bahkan tak ragu mengatakan jika ada proses yang tidak jujur terjadi dalam pembuatan film animasi bertema kemerdekaan itu.
Apalagi sebelumnya beredar kabar bahwa animasi itu dibuat dan didanai dengan budget Rp 6-7 miliar, meskipun pada akhirnya sudah diklarifikasi bahwa itu tidak benar.
“Jangan salahkan netizen kalau melihat ini ada udang di balik batu pada pembuatan film ini. Ada proses yang gak jujur yang ada di sini," ucap Hanung Bramantyo di kawasan Kemang Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2025).
"Jangan salahkan netizen kalau kami berprasangka seperti itu, karena kami melihat hasilnya tidak seperti itu kalau dialokasikan dananya 6-7 miliar secara proporsional,” tegasnya.
Hanung kemudian mengingatkan para kreator atau investor yang ingin terjun ke dunia film, khususnya animasi.
Melihat kontroversi film Merah Putih One For All' yang disebut menelan biaya produksi miliaran rupiah, Hanung mengingatkan soal investasi uang miliaran tidaklah sedikit.
“Buat semua kreator yang mau bikin film, terutama investor, hati-hati untuk menginvestasikan uang," tuturnya.
"Uang 6 miliar itu gak kecil, itu gede. Ketika mau bikin film terutama animasi, tolong pilih orang-orang yang memang punya passion di bidangnya dan kredibel,” kata Hanung.
Ia menilai pengelolaan dana yang tidak tepat sasaran membuat proyek film seperti ini terkesan sia-sia.
“Ini kesannya kalian membuang uang dan tidak sepadan dengan itu,” bebernya.
Hanung sebagai salah satu sineas yang cukup vokal menyuarakan keresahan dan kekecewaan ke industri film Indonesia setelah film animasi tersebut dapat kesempatan tayang.
Ia menilai bahwa film tersebut belum selesai proses produksi dan pengerjaan, namun sudah dipaksakan tayang.
(menggapaiasa.com/Tribunnews.com)
Posting Komentar untuk "Kondisi Film Animasi Merah Putih One For All di Bioskop: Rating Terendah,Cuma Hasilkan Rp34 Juta?"
Posting Komentar