20 Tahun Setelah Pemekaran, Banten Masih Berjuang Wujudkan Pemerataan dari Tangerang Hingga Lebak

20 Tahun Setelah Pemekaran, Banten Masih Berjuang Wujudkan Pemerataan dari Tangerang Hingga Lebak

menggapaiasa.com.PRMN - Dua puluh tahun sudah Provinsi Banten berdiri sebagai daerah otonomi baru, terpisah dari Jawa Barat sejak tahun 2000. Pemekaran ini pada awalnya lahir dari aspirasi panjang masyarakat yang merasa pembangunan tidak merata, khususnya di wilayah selatan seperti Lebak dan Pandeglang yang kerap tertinggal dibanding kawasan perkotaan di Tangerang dan Cilegon.

Kini, setelah dua dekade berjalan, wajah Banten mengalami perubahan signifikan. Infrastruktur jalan, kawasan industri, hingga pendidikan tinggi mulai berkembang. Kota Serang sebagai ibu kota provinsi berbenah menjadi pusat pemerintahan, sementara Cilegon tetap menjadi lumbung industri baja nasional. Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan tumbuh pesat sebagai kawasan metropolitan penyangga Jakarta, sementara Lebak dan Pandeglang perlahan bangkit melalui sektor pariwisata dan pertanian.

Meski demikian, perjalanan Banten tidak selalu mulus. Masalah kesenjangan pembangunan antara wilayah utara dan selatan masih kerap menjadi sorotan. Dua dekade pasca pemekaran, pertanyaan besar pun muncul: sudahkah Banten benar-benar menjadi provinsi yang mandiri dan berdaya saing?

Perjalanan Banten dari Pemekaran Hingga Kini

Banten resmi menjadi provinsi pada tahun 2000 setelah memisahkan diri dari Jawa Barat. Pemekaran ini melibatkan tujuh kabupaten/kota kala itu, yakni Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon, dan Kota Tangerang. Beberapa tahun kemudian, hadir pula Kota Tangerang Selatan (2008) sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang.

Alasan pemekaran saat itu jelas: masyarakat menilai pembangunan terlalu terpusat di Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat, sementara Banten – terutama wilayah selatan – terabaikan. Aspirasi masyarakat yang lama terpendam akhirnya mendapat restu pemerintah pusat, dan lahirlah Provinsi Banten dengan Serang sebagai ibu kota.

Potret Wilayah Utara: Tangerang, Cilegon, dan Kota Serang

Wilayah utara Banten berkembang jauh lebih pesat. Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan kini menjadi bagian penting dari megapolitan Jabodetabek. Kecamatan-kecamatan seperti Cikupa, Curug, Ciputat, Serpong, Pamulang, dan Pondok Aren tumbuh sebagai pusat hunian modern dan kawasan bisnis.

Sementara itu, Kota Cilegon tetap kokoh sebagai kota industri baja dengan Krakatau Steel sebagai ikon nasional. Kota Serang juga terus berbenah sebagai pusat pemerintahan, meski tantangan infrastruktur dan tata kota masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Potret Wilayah Selatan: Pandeglang dan Lebak yang Terus Berbenah

Berbeda dengan utara, wilayah selatan seperti Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak masih berjuang mengejar ketertinggalan. Kecamatan-kecamatan seperti Malingping, Bayah, Panimbang, dan Rangkasbitung perlahan dikenal sebagai destinasi wisata baru, mulai dari pantai hingga Taman Nasional Ujung Kulon.

Pemerintah daerah terus menggenjot sektor pariwisata dan pertanian sebagai andalan ekonomi. Meski belum sepesat Tangerang atau Cilegon, geliat pembangunan di selatan menjadi bukti nyata bahwa pemekaran Banten memberi ruang lebih besar bagi daerah terpencil untuk bersuara dan berkembang.

Dua Dekade, Mandiri atau Masih Bergantung?

Pertanyaan mendasar yang muncul setelah 20 tahun adalah: sejauh mana Banten sudah mandiri? Dari sisi pendapatan asli daerah (PAD), Banten kini masuk kategori tinggi berkat kontribusi industri, pariwisata, dan perdagangan. Namun, kesenjangan wilayah masih terasa. Utara tumbuh modern dan metropolitan, sementara selatan masih tertatih.

Banten juga menghadapi tantangan serius di bidang pemerintahan. Kasus korupsi yang menimpa sejumlah pejabat sempat mencoreng nama baik provinsi muda ini. Namun, di sisi lain, muncul pula generasi baru pemimpin daerah yang mulai menaruh perhatian pada pembangunan berkelanjutan dan pemerataan.

Banten di Persimpangan Jalan

Dua dekade pasca pemekaran, Banten berhasil membuktikan diri keluar dari bayang-bayang Jawa Barat. Provinsi ini kini memiliki wajah ganda: metropolitan modern di utara, dan pedesaan agraris di selatan. Tantangan ke depan adalah bagaimana menjembatani kesenjangan tersebut agar Banten benar-benar mandiri, sejahtera, dan setara bagi semua wilayah.

Pemekaran 20 tahun silam bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan panjang. Kini, masyarakat menunggu langkah konkret para pemimpin daerah untuk menjadikan Banten bukan hanya provinsi mandiri, tapi juga provinsi berdaya saing tinggi di tingkat nasional.***(Lisyah)

Posting Komentar untuk "20 Tahun Setelah Pemekaran, Banten Masih Berjuang Wujudkan Pemerataan dari Tangerang Hingga Lebak"