Sosok Pangeran Al Waleed bin Khaled,Koma Sejak Remaja hingga Akhirnya Wafat di Usia 36 Tahun

menggapaiasa.com– Dunia berkabung atas kepergian Pangeran Al Waleed bin Khaled, sosok yang selama dua dekade dijuluki “The Sleeping Prince”.

Setelah 20 tahun terbaring koma akibat kecelakaan tragis di usia 15 tahun, Pangeran Al Waleed menghembuskan napas terakhirnya di usia 36 tahun, Sabtu (19/7/2025).

Bukan hanya keluarga kerajaan Arab Saudi, publik dari berbagai belahan dunia pun tersentuh oleh kisah hidupnya yang penuh harapan, cinta, dan kesetiaan orangtua yang tak pernah padam.

Kisah pangeran Al Waleed menjadi menyita perhatian dunia.

Bukan karena kekayaan atau kekuasaan seperti anggota keluarga kerajaan Arab Saudi lainnya, melainkan kondisinya menyedihkan.

Sejak kecelakaan tragis, Pangeran Al Waleed hidup dalam kondisi koma.

Tak pernah menunjukkan tanda-tanda pulih hingga akhirnya meninggal.

Publik pun mengenalnya dengan julukan "The Sleeping Prince", sebuah simbol dari harapan dan cinta tanpa batas dari keluarganya.

Pangeran Al Waleed hembuskan napas terakhiir usai koma selama 20 tahun.

Dikutip dari Saudi Press Agency, jenazah Al Waleed disalatkan di Masjid Imam Turki bin Abdullah, Riyadzh hari ini, Minggu (20/7/2025).

Upacara pemakaman akan berlangsung selama tiga hari hingga Selasa (22/7/2025).

"Dengan hati yang penuh keyakinan kepada takdir dan takdir Allah, dengan kesedihan dan duka yang mendalam, kami berduka cita atas putra tercinta kami, Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal bin Abdulaziz Al Saud, semoga Allah merahmatinya, yang telah berpulang ke surga hari ini," ungkap sang ayah, Pangeran Khaled bin Talal.

Saat koma, keluarga berusaha keras agar Pangeran Al Waleed tetap bertahan hidup.

Koma usai kecelakaan mobil pada 2005

Dikutip dari Gulf News, Lahir pada April 1990, Pangeran Al Waleed adalah putra tertua Pangeran Khaled bin Talal Al Saud, seorang bangsawan Saudi terkemuka dan keponakan miliarder Pangeran Al Waleed bin Talal.

Al Waleed yang dikenal sebagai "Pangeran Tidur" itu mengalami kecelakaan mobil saat berusia 15 tahun.

Insiden itu terjadi saat ia sedang belajar di akademi militer London, Inggris pada 2005. 

Akibatnya, Al Waleed mengalami cedera otak parah dan pendarahan internal.

Meskipun mendapat perawatan medis hingga melibatkan dokter spesialis AS dan Spanyol, ia tidak pernah sadar sepenuhnya.

Selama lebih dari 20 tahun, Pangeran Al Waleed berada dalam kondisi koma yang sebagian besar tidak responsif.

Meski demikian, ia sesekali menunjukkan gerakan tak sadar hingga memberikan harapan hidup. 

Ayahnya secara terbuka menolak saran untuk mencabut alat bantu hidup dan tetap teguh tetap yakin anaknya akan sembuh.

Keluarga tersebut sesekali membagikan video yang menunjukkan sang pangeran bereaksi pelan terhadap bacaan Al Quran.

Keluarga Bersikeras Pasang Alat Bantu Hidup

Keluarganya, termasuk ayahnya, Pangeran Khaled bin Talal dan ibunya, Putri Reema binti Talal, terus mengungkapkan harapan yang teguh tak tergoyahkan.

Dalam pernyataan sebelumnya, Putri Reema menggambarkan jiwa putranya sebagai "masih ada".

Adapun Pangeran Khaled—yang terkenal menolak untuk mencabut alat bantu hidup—tetap teguh dalam keyakinannya kalau, "DIA yang menjaga jiwanya selama ini mampu menyembuhkannya."

Tidak ada informasi medis terbaru yang dirilis oleh pihak keluarga terkait ulang tahun tahun ini.

Namun, curahan dukungan di media sosial menggarisbawahi pentingnya sang pangeran sebagai kisah pemersatu umat manusia di seluruh wilayah.

Para ahli telah mengakui bahwa pemulihan setelah koma yang begitu lama tidak mungkin secara medis.

Namun, mereka juga menunjukkan kemajuan yang sedang berlangsung dalam ilmu saraf dengan harapan kalau suatu hari nanti dapat menawarkan kemungkinan baru bagi kondisi sang pangeran. 

Untuk saat ini, kondisi sang pangeran tetap tidak berubah.

Duka nasional

Berita meninggalnya Pangeran Al Waleed di fasilitas medis khusus di Arab Saudi memicu belasungkawa yang meluas.

Tagar "Pangeran Tidur" (#SleepingPrince) menjadi tren di media sosial, ketika ribuan orang berduka atas simbol kesabaran, keyakinan, dan kasih sayang seorang ayah.

Bagi banyak orang, perjuangan ayah Pangeran Al Waleed menjadi bukti kesetiaan orangtua kepada sang anak.

Kamar rumah sakit tempat Al Waleed dirawat juga kerap dikunjungi orang untuk menyampaikan doa dan dukungan.

5 Fakta

1. Dijuluki "Sleeping Prince".

Pangeran Al Waleed bin Khaled bin Talal, anggota keluarga kerajaan Arab Saudi, dikenal luas sebagai "Sleeping Prince" karena telah berada dalam kondisi koma sejak tahun 2005.

Kondisi ini terjadi akibat kecelakaan mobil yang dialaminya saat masih menjadi mahasiswa di akademi militer di London.

Sejak saat itu, Pangeran Al Waleed dirawat secara intensif di King Abdulaziz Medical City di Riyadh, dengan bantuan alat ventilator dan selang makanan.

Selama hampir dua dekade, kondisinya tetap stabil namun belum menunjukkan tanda-tanda kesadaran penuh.

2. Tanda-Tanda Respons pada Tahun 2019

Pada tahun 2019, keluarga Pangeran Al Waleed melaporkan adanya gerakan kecil, seperti mengangkat jari atau menggerakkan kepala.

Hal itu dianggap sebagai tanda-tanda respons terhadap rangsangan eksternal. 

Meski demikian, tidak ada perkembangan signifikan menuju kesadaran penuh sejak saat itu.

Keluarga tetap berharap dan terus memberikan perawatan terbaik, meskipun harapan untuk kesembuhan penuh semakin menipis seiring berjalannya waktu.

Mereka percaya bahwa setiap tanda kecil adalah bukti bahwa Pangeran Al Waleed masih berjuang untuk kembali sadar. 

3. Hubungan dengan Keluarga Kerajaan

Pangeran Al Waleed adalah cicit dari Raja Abdulaziz, pendiri Arab Saudi.

 Kakeknya, Pangeran Talal bin Abdulaziz, adalah salah satu putra Raja Abdulaziz, menjadikan Pangeran Al Waleed sebagai bagian dari garis keturunan langsung keluarga kerajaan.

Meskipun tidak berada dalam garis suksesi langsung, hubungan darahnya dengan Raja Salman bin Abdulaziz, paman buyutnya, menempatkan Pangeran Al Waleed dalam posisi penting dalam struktur keluarga kerajaan.

4. Mendapat Dukungan dari Keluarga Kerajaan

 Ayahnya, Pangeran Khaled bin Talal Al Saud, menolak saran medis untuk menghentikan dukungan hidup bagi putranya.

Ia menyatakan keyakinannya bahwa jika Tuhan menghendaki kematian putranya, maka itu sudah terjadi saat kecelakaan.

Ibu Pangeran Al Waleed, Putri Reema binti Talal, mengaku merasakan kehadiran putranya dan percaya bahwa jiwanya masih bersama mereka.

Keluarga terus menunjukkan dedikasi dan cinta yang mendalam dalam merawat Pangeran Al Waleed selama bertahun-tahun.

5. Perawatan Medis Jangka Panjang

Selama hampir dua dekade, Pangeran Al Waleed menerima perawatan medis intensif, termasuk penggunaan ventilator dan selang makanan.

Tim medis di King Abdulaziz Medical City terus memantau kondisinya dan memberikan perawatan terbaik yang tersedia.

Meskipun biaya dan sumber daya sangat besar, keluarga kerajaan menunjukkan komitmen penuh dalam merawat Pangeran Al Waleed.

Hal itu mencerminkan nilai-nilai keluarga dan tanggung jawab terhadap anggota keluarga yang sakit.

(menggapaiasa.com/Tribun-Timur.com)

Posting Komentar untuk "Sosok Pangeran Al Waleed bin Khaled,Koma Sejak Remaja hingga Akhirnya Wafat di Usia 36 Tahun"