Putri Karlina Bersimpuh dan Menangis di Hadapan Ibu Korban Vania Aprilia - MENGGAPAI ASA

Putri Karlina Bersimpuh dan Menangis di Hadapan Ibu Korban Vania Aprilia

Putri Karlina Bersimpuh dan Menangis di Hadapan Ibu Korban Vania Aprilia

menggapaiasa.com, Garut -Wakil Bupati Garut, Putri Karlina bersimpuh di hadapan Mela Putri (31), ibu dari Vania Aprilia (8) yang meninggal dunia di acara makan gratis pernikahannya di kawasan Pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).

Istri anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar, itu terlihat bersimpuh di hadapan Mela Putri sambil menangis tersedu-sedu.

"Hapunten abdi (maafkan saya), Ibu," ucap Putri Karlina sambil terisak dalam video yang beredar di media sosial Sabtu (20/7/2025).

Sementara itu, Maula Akbar terlihat berada di sisi Putri Karlina sambil mengusap-ngusap punggung istrinya itu.

Dalam kesempatan itu, Putri Karlina beberapa kali meminta maaf kepada orang tua Vania sambil terus menangis.

Menanggapi permintaan maaf Wabup Garut, Mela Putri meminta Putri Karlina dan Maula Akbar menjadikan tragedi tersebut sebagai pembelajaran agar tidak terulang di kemudian hari.

"Jantenkeun pelajaran kanggo ka payunna, ulah dugikeun pesta teh jadikeun duka (jadikan pelajaran untuk ke depannya, jangan sampai pesta menjadi duka)" ucap Mela.

Santunan Rp250 Juta

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menunjukkan empati mendalam terhadap para korban insiden tragis yang terjadi dalam acara resepsi pernikahan anaknya.

Dedi langsung mendatangi RSUD dr. Slamet Garut untuk menjenguk para korban yang sedang menjalani perawatan medis, Jumat.

Setelah memantau langsung kondisi para pasien yang tengah dirawat, Dedi mengabarkan bahwa kesehatan mereka mulai menunjukkan tanda-tanda positif.

Dedi menyebut, sebagian besar korban datang bukan atas undangan resmi, melainkan karena tertarik melihat keramaian di lokasi.

"Sekarang sudah berangsur membaik. Banyak yang datang ke lokasi bukan karena diundang, tapi ikut kerumunan setelah melihat keramaian," ujarnya saat ditemui di RSUD dr Slamet, Jumat, dilansir TribunJabar.id.

Dedi juga menginformasikan, saat itu masih terdapat delapan orang korban yang dirawat di rumah sakit.

Dedi menegaskan, seluruh biaya pengobatan mereka ditanggung dari kantong pribadinya, tanpa melibatkan anggaran daerah.

"Yang dirawat tadi sudah saya bantu secara langsung, masing-masing Rp10 juta karena mereka tidak bisa bekerja. Biaya rumah sakit saya tanggung penuh," ungkapnya.

Selain itu, Dedi juga membantu keluarga dari tiga korban meninggal dunia dengan menyalurkan santunan dengan total Rp250 juta.

Santunan itu berasal dari kontribusi dua pihak, yaitu Rp100 juta dari pasangan pengantin dan Rp150 juta dari Dedi Mulyadi.

"Anak-anak korban juga saya jadikan anak asuh."

"Semua kebutuhan hidup dan pendidikan saya tanggung."

"Ada yang ingin kuliah, ada yang ingin masuk AKPOL, semuanya akan saya dukung," jelasnya.

Kronologi 3 Orang Tewas

Awalnya, warga mulai memadati area makan gratis setelah salat Jumat.

Warga mengantre di dua gerbang pendopo untuk mendapatkan makanan gratis yang sudah disediakan oleh panitia.

Situasi tidak terkendali saat warga berdesakan di gerbang hingga menyebabkan korban terinjak-injak.

Berdasarkan video yang diterima TribunJabar.id, warga terlihat berdesak-desakan di gerbang masuk Pendopo Garut.

Ibu-ibu, bapak-bapak, lansia, hingga anak-anak berebut untuk masuk sambil menjulurkan tangan.

Warga terlihat terdorong hingga jatuh dan terinjak-injak warga lain di belakangnya.

Beberapa orang terlihat mengulurkan tangan meminta bantuan setelah jatuh dan terdesak warga lain.

Petugas pun berusaha membantu warga yang jatuh dan terhimpit.

Bripka Cecep meninggal setelah membantu mengurai kerumunan warga yang memadati pintu masuk lokasi.

Saat kerumunan terjadi, Bripka Cecep sempat mengatur alur tamu yang berdesakan.

Bripka Cecep juga membantu orang yang pingsan karena kepadatan di sekitar pintu pendopo.

Setelah situasi berhasil dikendalikan dan acara berlangsung lancar, Bripka Cecep sempat beristirahat.

"Yang bersangkutan ini setelah membantu, mengatur, mengangkat orang yang berdesakan pingsan karena ingin masuk ke pendopo di acara resepsi itu," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, Jumat.

Namun, dalam kondisi rehat, Bripka Cecep tiba-tiba pingsan.

Ia dinyatakan meninggal dunia di lokasi sebelum sempat mendapatkan perawatan medis lanjutan.

"Dan kemudian setelah acara berjalan lancar, baik, tidak ada kerumunan, yang bersangkutan kemudian istirahat, duduk."

"Di saat yang bersangkutan itu meninggal, sebelumnya sempat pingsan," jelas Hendra.

 ( menggapaiasa.com / Tribunnews.com )

Posting Komentar untuk "Putri Karlina Bersimpuh dan Menangis di Hadapan Ibu Korban Vania Aprilia"