PKL di Sepanjang Jalan Masuk Batik Trusmi Ditertibkan

menggapaiasa.com, Cirebon - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon menertibkan pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar di sepanjang jalan masuk menuju lokasi wisata Batik Trusmi, Cirebon.
Jajaran forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) Kabupaten Cirebon terlihat memimpin langsung upaya penertiban di sepanjang jalan Syekh Datul Kahfi, Desa Weru Lor, Kecamatan Weru, yang merupakan jalan masuk ke lokasi wisata Batik Trusmi.
Jalan masuk ke Trusmi lebih rapi
Terlihat Wakil Bupati Cirebon (Wabup) Agus Kurniawan Budiman, Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, Kajari Kabupaten Cirebon, Yudhi Kurniawan, Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon, Letkol Inf Mukhammad Yusron, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon, Indra Fitriani, dan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cirebon, Hilman Firmansyah dalam penertiban tersebut, Senin, 7 Juli 2025.
Wabup Cirebon Agus Kurniawan Budiman nampak mendatangi satu persatu pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang bahu jalan dan meminta mereka untuk secara sukarela membereskan dagangannya. Dibantu oleh Satpol PP dan petugas lainnya, pedagang pun membereskan dagangan mereka.
Terlihat pula Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni meminta seorang pedagang untuk berjanji tidak lagi berjualan di bahu jalan. Sejumlah parkir liar pun ikut ditertibkan. “Kami ingin bahu jalan dikembalikan fungsinya seperti semula,” tutur Agus Kurniawan Budiman.
Sementara untuk PKL yang hari ini ditertibkan, Agus berjanji untuk mencarikan jalan keluar untuk mereka. Dinas terkait pun diminta untuk melakukan pendataan. “Pemda akan mencarikan solusi untuk pedagang yang sebelumnya berjualan di bahu jalan,” tutur Agus yang juga berharap dengan penertiban ini jalan masuk menuju kawasan wisata Trusmi bisa lebih rapi, bersih dan indah.
PKL berharap solusi manusiawi
Sekali pun secara sukarela membubarkan lapak jualan, pedagang tetap meminta jalan keluar yang manusiawi untuk mereka. “Kami tidak menolak penertiban, tapi kami berharap ada solusi yang adil dan manusiawi terkait nasib kami ke depannya,” ungkap Kholifah, 38 tahun, seorang pedagang kelapa parut.
Dengan pendapatan kotor yang hanya Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu sehari, Kholifah mengaku tidak akan mampu untuk menyewa lapak untuk berjualan. “Kami mau dipindahkan tapi keberatan kalau harus menyewa tempat,” tuturnya.
Bagian dari Pasar Pasalaran
Seperti diketahui, sebelum memasuki lokasi wisata Batik Trusmi, pengunjung akan melewati gapura. Di sepanjang kiri dan kanan jalan Syekh Datul Kahfi, banyak deretan PKL yang berjualan baik di sisi kiri dan kanan jalan.
Sebenarnya, kawasan sebelum memasuki lokasi batik Trusmi tersebut merupakan bagian dari Pasar Pasalaran. Namun pedagang yang tidak mendapatkan kios maupun lapak di pasar memilih untuk membuka dagangan di jalan Syekh Datul Kahfi yang otomatis membuat jalan masuk ke lokasi Batik Trusmi menjadi padat.
i Gaet Wisatawan Acara HUT Cirebon ke-598 Digelar 2 Bulan
Posting Komentar untuk "PKL di Sepanjang Jalan Masuk Batik Trusmi Ditertibkan"
Posting Komentar