Perbedaan Kesepakatan Amerika dengan Indonesia, Filipina dan Jepang

menggapaiasa.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan kesepakatan dagang terbaru usai bernegosiasi dengan pemerintah tiga negara, yaitu Indonesia, Filipina, dan Jepang. Dalam pernyataannya, Trump resmi menetapkan pemangkasan tarif resiprokal terhadap produk-produk impor yang berasal dari tiga negara Asia itu.
Indonesia mendapat tarif impor sebesar 19 persen, dari semula 32 persen. Kemudian, tarif impor Filipina turun dari 20 persen menjadi 19 persen dan Filipina berkurang dari 25 persen menjadi 15 persen.
Lantas, apa saja perbedaan kesepakatan yang dicapai AS dengan Indonesia, Filipina, dan Jepang?
Indonesia
Pada Selasa, 15 Juli 2025 waktu AS, Trump mengatakan bahwa pihaknya telah meraih kesepakatan dagang dengan Indonesia. Keputusan itu ditetapkan setelah dirinya melakukan diskusi langsung dengan Presiden Prabowo Subianto.
“Kesepakatan hebat, untuk semua orang, hanya dibuat dengan Indonesia. Saya berdiskusi langsung dengan Presiden mereka yang sangat dihormati,” kata Trump dalam unggahan di media sosial Truth Social.
Beberapa jam kemudian, Trump merinci sejumlah perjanjian dengan Pemerintah Indonesia. Trump menyebut Indonesia menyatakan kesediaannya untuk membeli 50 pesawat Boeing serta komoditas energi dan pertanian dari Negeri Paman Sam.
“Indonesia telah berkomitmen untuk membeli komoditas energi AS senilai US$ 15 miliar, produk pertanian Amerika senilai US$ 4,5 miliar, dan 50 jet Boeing, banyak di antaranya adalah seri 777,” tulis Trump di Truth Social.
Selain itu, Indonesia akan membebaskan tarif impor asal AS menjadi 0 persen. Sebagai gantinya, Trump mengurangi tarif resiprokal menjadi 19 persen, dari semula sebesar 32 persen sebagaimana tercantum dalam Perintah Eksekutif 14257 tertanggal 2 April 2025 lalu.
“Untuk pertama kalinya, peternak, petani, dan nelayan kami akan mempunyai akses lengkap dan total ke pasar Indonesia yang berpenduduk lebih dari 280 juta orang… Ekspor AS ke Indonesia akan bebas hambatan tarif dan non-tarif,” ucap Trump.
Pada Selasa, 22 Juli 2025 waktu AS, Gedung Putih resmi merilis detail kesepakatan bertajuk “Lembar Fakta: AS dan Indonesia Mencapai Kesepakatan Perdagangan Bersejarah”. Dalam publikasi itu, tercantum beberapa perjanjian bilateral di berbagai sektor, termasuk manufaktur, pertanian, dan digital.
Kesepakatan utama dari perjanjian perdagangan timbal balik Indonesia-AS tersebut mencakup penghapusan hambatan tarif, menghilangkan hambatan non-tarif untuk ekspor industri dan pertanian AS, memperkuat basis regulasi, menghapus hambatan perdagangan digital, menyelaraskan keamanan ekonomi, hingga meningkatkan standar ketenagakerjaan.
Salah satu hambatan non-tarif yang bakal dihapus Indonesia, yaitu membebaskan perusahaan dan produk asal AS dari persyaratan konten lokal atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Di bidang perdagangan digital, Indonesia akan memberikan kepastian hukum terhadap transfer data pribadi ke AS.
“Indonesia akan memberikan kepastian terkait kemampuan untuk memindahkan data pribadi dari wilayahnya ke AS melalui pengakuan AS sebagai negara atau yurisdiksi yang menyediakan perlindungan data yang memadai berdasarkan hukum Indonesia,” demikian bunyi petikan salah satu kesepakatan Indonesia-AS.
Filipina
Pada Selasa, 22 Juli 2025 waktu AS, Trump mengumumkan perjanjian perdagangan baru setelah bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos di Gedung Putih. Trump memutuskan untuk memangkas tarif impor bagi produk-produk asal Filipina menjadi 19 persen, dari sebelumnya sebesar 20 persen.
“Kunjungan yang indah, dan kami menyelesaikan kesepakatan perdagangan kami, yang mana Filipina akan memasuki pasar terbuka dengan AS, dan nol tarif. Filipina akan membayar tarif 19 persen,” tulis Trump di Truth Social, seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, kedua negara juga sepakat untuk melanjutkan kerja sama militer yang berlangsung sejak 1951. Namun, dia tidak merinci kesepakatan yang dimaksud. Sayangnya, Gedung Putih belum merilis detail kesepakatan dagang dua negara seperti untuk Indonesia.
Jepang
Kemudian di hari yang sama, Trump juga menyampaikan hasil diskusi dengan Pemerintah Jepang. Trump menyebut Jepang siap berinvestasi di Negeri Paman Sam dengan nilai mencapai US$ 550 miliar.
Investasi itu mencakup berbagai sektor, termasuk manufaktur. Selain itu, Jepang akan membayar tarif resiprokal sebesar 15 persen, turun dari sebelumnya 25 persen.
“Kesepakatan ini akan menciptakan ratusan ribu lapangan kerja, belum pernah ada yang seperti ini sebelumnya. Mungkin yang terpenting, Jepang akan membuka akses perdagangan, termasuk mobil dan truk, beras dan beberapa produk pertanian lainnya,” ujar Trump.
Sebagai informasi, Gedung Putih juga belum mempublikasikan detail kerja sama AS dengan Jepang seperti pada Indonesia.
Posting Komentar untuk "Perbedaan Kesepakatan Amerika dengan Indonesia, Filipina dan Jepang"
Posting Komentar