Penyebab Perang Thailand Vs Kamboja,Siapa Unggul Adu Kekuatan Militer?

Penyebab Perang Thailand Vs Kamboja,Siapa Unggul Adu Kekuatan Militer?

menggapaiasa.com- Berikut ini penyebab perang Thailand Vs Kamboja di wilayah perbatasan yang pecah pada Kamis (24/7/2025). 

Sengketa wilayah yang telah berlangsung lama antara Thailand dan Kamboja kembali meletus terkait sebuah kuil Hindu kuno. 

Lokasi paling sering jadi sumber konflik adalah kuil-kuil kuno peninggalan Khmer, terutama Kuil Preah Vihear (diakui milik Kamboja oleh Mahkamah Internasional pada 1962, tapi masih disengketakan oleh Thailand).

Kemudian Kuil Ta Moan Thom dan Ta Krabey, yang terletak di perbatasan provinsi Surin (Thailand) dan Oddar Meanchey (Kamboja).

Kamboja dan Thailand berbagi perbatasan darat sepanjang 817 km, tetapi perbatasan tersebut sebagian besar dipetakan oleh penjajah Prancis saat mereka menduduki Kamboja dari tahun 1863 hingga 1953. 

Peta tahun 1907 didasarkan pada kesepakatan untuk mengikuti garis batas air alami antara Thailand dan Kamboja. 

Konflik di Mulai

Keputusan itu membuat Thailand marah dan membantah peta tersebut karena peta tersebut menempatkan Kuil Preah Vihear abad ke-11 di Pegunungan Dangrek di dalam wilayah Kamboja.

Perselisihan tersebut, serta perbedaan historis dalam metode kartografi, menyebabkan adanya wilayah di sekitar perbatasan yang diklaim oleh kedua negara.

Telah ada upaya untuk memperjelas batas wilayah. 

Kamboja menggugat Thailand ke Mahkamah Internasional pada tahun 1959 terkait sengketa kuil, dan pada tahun 1962 pengadilan memutuskan untuk memenangkan Phnom Penh.

Mahkamah Internasional menyatakan bahwa Preah Vihear berada di wilayah Kamboja. 

Thailand mengakui hal ini pada saat itu, tetapi berargumen bahwa perbatasan di sekitarnya masih disengketakan, yang semakin memperumit garis batas.

Ketegangan memuncak pada tahun 2008 ketika Kamboja mengajukan permohonan status warisan dunia UNESCO untuk Kuil Preah Vihear. 

Setelah kuil tersebut menerima pengakuan pada bulan Juli 2008, bentrokan militer antara pasukan Kamboja dan Thailand meletus di dekat wilayah perbatasan.

Bentrokan ini berlangsung selama bertahun-tahun, dan mencapai puncaknya pada tahun 2011, setelah 36.000 orang mengungsi pada puncak konflik di bulan April tahun itu.

Sekitar waktu ini, Kamboja kembali mengajukan banding ke ICJ untuk menafsirkan putusan sebelumnya tahun 1962, dan pengadilan tersebut menguatkan keputusan sebelumnya dua tahun kemudian.

Thailand telah mendorong pendekatan yang lebih bilateral, dengan Komisi Perbatasan Bersama (JBC) yang dibentuk pada tahun 2000 untuk membantu menyelesaikan sengketa perbatasan. 

Kamboja telah terlibat dengan Thailand melalui JBC, tetapi pertemuan-pertemuan ini—yang terakhir dijadwalkan pada 14 Juni di Phnom Penh—cenderung tidak menghasilkan hasil yang signifikan.

Politik Dalam Negeri Membuatnya Semakin Memanas

Situasi diperparah oleh tekanan politik dalam negeri.

Di tengah krisis dalam negeri, konflik perbatasan kerap dijadikan alat untuk membangkitkan semangat nasionalisme. 

Pemerintah kedua negara didesak bertindak tegas, meski risikonya adalah bentrokan bersenjata yang memakan korban.

Yang memperumit masalah adalah hubungan antara para pemimpin kedua negara saat ini.

Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, dan Presiden Senat Kamboja, Hun Sen, memiliki persahabatan yang baik.

Hun Sen bahkan memberikan perlindungan kepada Thaksin di Kamboja dan mengangkatnya sebagai penasihat ekonomi kehormatan setelah Thaksin digulingkan dalam kudeta pada tahun 2006.

Hubungan antara keduanya telah menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana sengketa perbatasan akan diselesaikan, khususnya bagi Thailand. 

Ketika putri Thaksin, Paethongtarn Shinawatra menjadi Perdana Menteri Thailand (baru dilengserkan Juli 2025) ditanya apakah ia menjadi "terlalu lunak" terhadap Kamboja karena hubungan tersebut.

Ia menjawab: "Meskipun kedua keluarga kami berteman, bukan berarti kami akan membiarkan negara ini kehilangan kepentingannya. Jika seorang teman meminta rumah Anda, tidak ada teman yang akan memberikannya begitu saja,"  

Pernyataan Paetongtarn muncul ketika Angkatan Darat Kerajaan Thailand menyatakan siap untuk "operasi tingkat tinggi " jika diperlukan guna mengatasi situasi di perbatasan. 

Paetongtarn telah menegaskan kembali seruan untuk penyelesaian damai atas perselisihan tersebut, tetapi berselisih dengan Angkatan Darat mengingatkan pada kejatuhan pemerintahan sebelumnya.

Ayah Paethongtarn, Thaksin, dan bibinya, Yingluck Shinawatra, mantan Perdana Menteri lainnya, digulingkan setelah kelompok nasionalis kembali mengangkat isu-isu perbatasan.

Kini, penduduk di sepanjang perbatasan hidup dalam kecemasan. 

Meski telah ada beberapa upaya diplomasi, termasuk mediasi dari ASEAN, nyatanya percikan konflik tetap sulit dipadamkan.

Sampai batas yang belum jelas ditetapkan secara bersama, dan situs-situs sejarah itu mendapat perlindungan bersama, perbatasan Thailand-Kamboja akan tetap menjadi titik rawan—tempat sejarah, politik, dan nasionalisme bersinggungan tajam.

Adu Kekuatan Militer Thailand Vs Kamboja

Menurut laman Global Firepower, Thailand berada di atas Kamboja dalam hal kekuatan militer.

Global Firepower adalah media melakukan pemeringkatan kekuatan militer negara-negara di dunia.

Peringkat itu didasarkan pada kemampuan angkatan darat, laut, dan udara suatu negara.

Ada lebih dari 60 faktor yang dianalisi untuk menentukan kemampuan militer.

Menurut media itu, Thailand berada pada peringkat ke-25 dari 145 negara, sedangkan Kamboja berada jauh di belakang, yakni pada peringkat ke-95.

Berikut sekilas kekuatan militer kedua negara itu.

PERSONEL

- Jumlah penduduk

Thailand: 69.920.998

Kamboja: 17.063.669

- Sumber daya manusia yang tersedia

Thailand: 36.358.919

Kamboja: 8.190.561

- Personel cocok untuk bertugas

Thailand: 27.968.399

Kamboja: 5.733.393

- Warga yang memasuki umur dinas militer per tahun

Thailand: 1.118.736

Kamboja: 307.146

- Personel aktif

Thailand: 360.850

Kamboja: 221.000

- Personel cadangan

Thailand: 200.000

Kamboja: 0

- Pasukan paramiliter

Thailand: 25.000

Kamboja: 10.000

KEUANGAN

- Anggaran pertahanan

Thailand: $5.887.883.500

Kamboja: $860.000.000

- Utang luar negeri

Thailand: $102.694.000.000

Kamboja: $13.200.000.000

- Cadangan devisa

Thailand: $224.470.000.000

Kamboja: $17.801.000.000

- Daya beli

Thailand: $1.516.000.000.000

Kamboja: $85.900.000.000

ANGKATAN UDARA

- Total pesawat

Thailand: 493

Kamboja: 25

- Pesawat tempur

Thailand: 72

Kamboja: 0

- Pesawat serang

Thailand: 20

Kamboja: 0

- Pesawat transport

Thailand: 54

Kamboja: 4

- Pesawat latih

Thailand: 135

Kamboja: 0

- Pesawat misi khusus

Thailand: 26

Kamboja: 0

- Pesawat pengisian bahan bakar

Thailand: 0

Kamboja: 0

- Helikopter

Thailand: 258

Kamboja: 21

- Helikopter serang

Thailand: 7

Kamboja: 0

ANGKATAN DARAT

- Jumlah tank

Thailand: 635

Kamboja: 644

- Kendaraan

Thailand: 16.935

Kamboja: 3.627

- Artileri swagerak

Thailand: 50

Kamboja: 30

- Artileri tarik

Thailand: 589

Kamboja: 430

- Artileri roket

Thailand: 26

Kamboja: 463

ANGKATAN LAUT

- Jumlah kapal

Thailand: 293

Kamboja: 20

- Kapal induk

Thailand: 0

Kamboja: 0

- Kapal pengangkut helikopter

Thailand: 1

Kamboja: 0

- Kapal selam

Thailand: 0

Kamboja:

- Kapal perusak

Thailand: 0

Kamboja: 0

- Fregat

Thailand: 7

Kamboja: 0

- Korvet

Thailand: 6

Kamboja: 0

- Kapal patroli

Thailand: 49

Irak: 20

- Kapal penyapu ranjau

Thailand: 5

Kamboja: 0

(menggapaiasa.com/SERAMBINEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM)

Ikuti saluran SURYAMALANG di >>>>> WhatsApp 

Posting Komentar untuk "Penyebab Perang Thailand Vs Kamboja,Siapa Unggul Adu Kekuatan Militer?"