Jadi Guru Ketiga, Lingkungan Belajar di Sekolah Harus Memberikan Pengalaman Otentik dan Kolaborasi dengan Kurikulum yang Menekankan Tiga Pilar Utama

menggapaiasa.com – Sekolah bukan sekadar mendapatkan nilai bagus berupa angka. Tapi juga harus memuat nilai-nilai kehidupan yang bisa ditanamkan hingga digunakan untuk masa depan siswa.
Seperti yang dilakukan Sekolah Terpadu Sedaya Bintang dalam proses mendidik siswa-siswinya. Baru diresmikan pada Sabtu, (19/7) lalu, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang memandang lingkungan sekolah sebagai guru ketiga . Yakni sebuah ruang hidup yang memberi pengalaman belajar otentik, memupuk rasa ingin tahu, dan menumbuhkan kemandirian serta kolaborasi dalam diri setiap anak.
Untuk itu, lingkungan belajar kelak akan dilengkapi dengan berbagai Learning Corners, yang dirancang untuk menstimulasi rasa ingin tahu, berpikir kritis, problem solving , kreativitas, literasi, kemampuan sosial, dan keterampilan spasial anak. Selain itu, akan ditunjang pula dengan Vertical Collaborative Board di jenjang SD, yang mendorong siswa untuk berkolaborasi, berbagi ide, serta mengasah kemampuan berpikir kritis dan komunikasi efektif.
Diungkapkan Soegianto Nagaria, Ketua Yayasan Pendidikan Sedaya Bintang, sekaligus Direktur Summarecon, pada tahap 1 ini, pihaknya telah membuka kelas untuk jenjang Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD). “Saya berharap kehadiran Sekolah ini dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas demi masa depan Indonesia yang gemilang,” ujarnya dalam peresmian baru-baru ini.
Untuk itu, dalam pengembangan kurikulum, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang berafiliasi dengan Sekolah Terpadu Pahoa. Kurikulum yang diterapkan menitikberatkan pada tiga pilar utama. Yakni pendidikan Budi Pekerti berlandaskan nilai Pancasila dan ajaran konfusius yang universal, implementasi program Trilingual (Mandarin, Inggris, Indonesia), dan penerapan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts & Mathematics).
Dipaparkan Soegianto, kurikulum ini mengintegrasikan Kurikulum Nasional Merdeka Belajar, Kurikulum Internasional Pearson Edexcel (UK Based), dan Kurikulum Singapura (Dr. Yeap Ban Har) khusus untuk Matematika. Sedangkan, pembelajaran di sekolah ini mengadopsi konsep Holistic Education .
“Sehingga pendekatan ini bertujuan mengembangkan seluruh potensi siswa secara seimbang meliputi aspek intelektual, emosional, fisik, sosial, estetika, dan spiritual,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Aida Halim, Executive Director Unit Edukasi PT Summarecon Agung Tbk. mengatakan, beragam persiapan telah dilakukan untuk keberlangsungan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik. Salah satunya, fokus melakukan peningkatan kompetensi guru melalui program pelatihan terstruktur dan berkelanjutan.
Seperti pelatihan teori dan praktik bersama pakar internasional seperti Prof. Pei-Jung Lin dan Yeap Ban Har. Lalu visitasi dan coaching on-site untuk mendukung penerapan praktik terbaik di kelas, serta penguatan Community of Practice (CoP) yang mendorong guru berbagi praktik terbaik dan refleksi pembelajaran.
“Pendekatan ini diharapkan mampu membentuk ekosistem pembelajaran yang berfokus pada penguatan akademik, pengembangan karakter, serta kompetensi abad ke-21 (Critical Thinking, Communication, Creativity, dan Collaboration) ke dalam seluruh aspek pembelajaran,” ujarnya.
Sekolah Terpadu Sedaya Bintang berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektar di kawasan Summarecon Bandung dengan bangunan tahap pertama yaitu gedung tiga lantai seluas lebih dari 6.000 m². Uniknya, dengan mengintegrasikan kesejukan lingkungan Summarecon Bandung, desain arsitektur Sekolah Terpadu Sedaya Bintang dirancang tanpa penggunaan pendingin ruangan (AC) untuk ruang kelas bagi siswa KB dan TK.
Dengan kata lain, bangunan sekolah juga memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara melalui banyak bukaan. Sehingga menciptakan suasana belajar yang sehat dan nyaman.
Salah satu fitur yang dihadirkan adalah Roof Garden, yang dapat dimanfaatkan anak-anak sebagai ruang praktik berkebun. Melalui aktivitas ini, diharapkan anak-anak dapat tumbuh lebih dekat dengan alam dan semakin menumbuhkan rasa cinta terhadap bumi.
Selain itu, Eco Learning Activities diimplementasikan guna menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan. Inisiatif ini selaras dengan visi Summarecon Bandung yang telah mendapatkan pengakuan internasional dalam pengelolaan kawasan. Siswa akan diikutsertakan dalam berbagai aktivitas lapangan seperti Urban Farming and Plant Nursery , Bird Conservation Lake , dan Waste Management Education .
Posting Komentar untuk "Jadi Guru Ketiga, Lingkungan Belajar di Sekolah Harus Memberikan Pengalaman Otentik dan Kolaborasi dengan Kurikulum yang Menekankan Tiga Pilar Utama"
Posting Komentar