Dua Rumah yang Menyatu dengan Mezzanine, AG House Berkonsep Open Plan dan Terasa Lebih Lapang

AG House adalah sebuah hunian gabungan dua rumah yang berdiri di tengah kawasan Pamulang. Dengan mengusung konsep open plan dan mezzanine fungsional, project rumah satu lantai itu disulap jadi lebih lapang, terang, dan saling menyatu.  

Mulanya, AG House dua rumah tinggal yang terpisah. Kedua unit itu kemudian dihubungkan melalui jalur sirkulasi. Namun seiring waktu, muncul banyak permasalahan: dari pemipaan yang bocor, ruangan pengap, hingga layout rumah yang terasa terpisah antara sisi kiri dan kanan bangunan. 

"Pemilik memutuskan untuk merenov total bangunan rumahnya menjadi 1 bangunan baru. Melihat kondisi eksisting layout rumahnya saat itu, kami pun mengusung konsep open plan pada ruang utamanya sehingga area dalam rumah lebih lega dan menyatu," ungkap arsitek Zadira Studio Randika Adhyasa. 

Beberapa dinding eksisting rumah lama tetap dipertahankan dan digunakan kembali guna menghemat budget. Penempatan ruang kamar mandi juga ditata ulang sehingga pemipaannya dapat lebih efisien. 

"Kami juga memanfaatkan kembali beberapa jalur pembuangan lama yang masih layak pakai seperti septictank dan bak kontrol,” jelas Dika, sapaan akrabnya.

Ruang utama rumah ini mengusung konsep open plan yang menggabungkan area ruang keluarga, ruang makan, dan dapur dalam satu kesatuan. Di atasnya, terdapat area mezzanine seluas 15 meter persegi yang difungsikan sebagai ruang kerja pribadi owner. 

"Dengan menggabungkan open plan dan mezzanine, rumah terasa lebih luas dan tidak pengap. Plafon tinggi juga membantu menjaga sirkulasi udara tetap sejuk,” imbuh Dika. 

Meski terdiri dari satu lantai, layout ruangannya dirancang sangat efisien. Akses masuk berada di sisi kanan rumah, langsung terhubung dengan carport dan ruang tamu outdoor. Begitu masuk ke dalam, tamu akan disambut foyer sebelum menuju ke ruang utama yang terbuka langsung ke taman belakang. 

Penempatan ini bukan hanya mempercantik, tapi juga memastikan ventilasi dan pencahayaan alami mengalir lancar ke seluruh ruangan. "Terdapat 2 kamar anak dan 1 kamar mandi tamu pada sisi depan bangunan, semua ruang mendapatkan akses cahaya dan udara alami. Untuk master bedroom di belakang dengan view taman belakang," imbuhnya. 

Sesuai preferensi pemilik rumah yang menyukai elemen alami, fasad rumah menggabungkan unsur batuan, kayu, dan tanaman. “Kami gunakan material concrete wood di fasad depan agar memberi kesan kayu yang natural tapi tetap awet terhadap cuaca,” jelas Dika.

Untuk lantai carport, dipilih andesit bakar abu. Sementara area sisanya diisi taman dan batu kerikil dengan elemen tanaman seperti pisang-pisangan. Kesan hangat dan natural juga terasa di ruang tamu outdoor yang diberi penyekat kisi-kisi dari WPC bermotif kayu. 

Material ini awet terhadap cuaca. Namun, tetap menampilkan estetika kayu alami. Warna fasad rumah didominasi palet earth tone: putih, abu kecokelatan, dan cokelat kayu. Interiornya menggunakan warna putih bersih dan aksen panel kayu pada beberapa dinding. 

AG House juga dirancang untuk memiliki pencahayaan alami yang nyaman. Jendela-jendela dilengkapi shading atau tritisan agar cahaya matahari tidak masuk langsung. Plafon tinggi membantu udara panas bergerak ke atas sehingga suhu di bawah tetap terasa sejuk. 

"Untuk memaksimalkan ventilasi alami, bukaan jendela terdapat pada dua sisi: pada area foyer dan taman belakang, sehingga terjadi cross ventilation dimana udara dapat bergerak dari jendela depan dan keluar melalui jendela belakang," pungkasnya. 

Posting Komentar untuk "Dua Rumah yang Menyatu dengan Mezzanine, AG House Berkonsep Open Plan dan Terasa Lebih Lapang"