Dibuat Reklamasi Pulau, Fosil dari Selat Madura Diyakini Milik Homo Erectus Jawa
menggapaiasa.com, Jakarta - Siapa sangka serpihan-serpihan di antara pasir pulau reklamasi adalah fosil manusia purba. Pulau itu sedang dikeringkan (dewatering) saat didapati pasirnya tak rata dan serpihan dirasa mengganggu pijakan kaki. "Ternyata memang penuh dengan fosil. Saya bisa lihat tulang dan gigi dimana-mana," kata Harold Berghuis, arkeolog dari Leiden University, Belanda, dalam sebuah seri diskusi publik online pada Rabu, 23 Juli 2025
Harold menunjuk pengalamannya lebih dari sepuluh tahun lalu di Jawa Timur. Tepatnya, di sebuah pulau reklamasi di Selat Madura, dekat kawasan industri JIPE di Gresik. Dari antara pasir yang didatangkan dari dasar Selat Madura di sisi utara Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, itu, Harold dan timnya kemudian mengumpulkan seluruhnya 6.732 spesimen dari lokasi pulau reklamasi tersebut. Seluruh spesimen kini tersimpan di Museum Geologi Bandung.
Diskusi itu diselenggarakan oleh Center for Prehistory and Austronesian Studies mengambil momentum publikasi hasil penelitian Harold dan timnya atas temuan ribuan spesimen dari Selat Madura itu. Hasil penelitian berjudul 'The late Middle Pleistocene Homo erectus of the Madura Strait, first hominin fossils from submerged Sundaland' diterbitkan oleh jurnal Quaternary Environments and Humans pada bulan lalu.
Harold mengungkapkan, penemuan itu berawal saat dia bekerja sebagai konsultan geoteknik di Surabaya pada 2010-2015 lalu. Lokasinya tak jauh dari proyek pulau reklamasi seluas lebih dari 100 hektare di sekitar pantai Gresik. Seperti yang juga ditulis dalam laporan penelitian, sebanyak lima juta meter kubik pasir telah diekstraksi dari lantai laut di Selat Madura untuk pembuatan pulau itu pada 2014-2015.
Lokasi ekstraksi pasir oleh PT Berlian Manyar Sejahtera dan proyek pulau reklamasinya pada 2014-2015 lalu. Dok. GEBCO and ALOS
Proyek pulau reklamasi, Harold menambahkan, dikerjakan PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS). Perusahaan itu kini menggunakan menggunakan pulau tersebut untuk kegiatan bongkar muat kargo dan aktivitas industri.
Pulau reklamasi di Selat Madura, dekat Gresik, pada Juni 2015. Tampak di sebelah timurnya adalah Pulau Madura. Dok. Pelindo III
Berdasarkan laporan penelitian yang telah dipublikasi, serpihan atau spesimen berupa fosil fragmen manusia yang ditemukan ada dua, yaitu frontal hominin (MS1) atau pecahan tulang dahi bagian kanan, serta fragmen pariental atau tulang ubun-ubun (MS2) antara bagian kiri atau kanan. MS2 ditemukan pada 2015, sedangkan MS1 pada 2018.
“Namun fragmen tersebut baru dikenali sebagai bagian tengkorak hominin (spesies manusia) saat proses registrasi di Museum Geologi, Bandung. Lokasi tepat penemuannya di area reklamasi tidak diketahui secara pasti.”
Peneliti menentukan usia fosil tersebut berdasarkan penanggalan Optically Stimulated Luminescence (OSL), yang ditentukan dari sampel pasir dari sedimen fluvial atau sungai yang digali di lokasi reklamasi. Sampel pertama dari blok batu pasir fluvial yang belum hancur dengan fosil vertebrata yang menempel. Sedangkan sampel kedua dari isian batu pasir pada kanal sara vertebra cervid atau semacam rusa.
Hasil penanggalan OSL menunjukkan usia masing-masing sampel kurang lebih 162 sampai 31 ribu tahun dan kurang lebih 119 sampai 27 ribu tahun. “Usia tersebut dapat dipersempit menjadi 146 sampai 131 ribu tahun yang lalu, yaitu rentang yang saling tumpang tindih dari dua hasil penanggalan OSL beserta margin kesalahannya,” bunti laporan.
Fragmen-fragmen diyakini milik Homo erectus Jawa karena pada spesimen ditemukan pasir dari lembah atau daerah aliran sungai Bengawan Solo yang telah terendam laut dari periode akhir Pleistosen Tengah.
Keyakinan yang sama didapat usai melakukan perbandingan metrik dan morfologis dengan fosil tengkorak era Pleistosen dari daratan Asia, Jawa, dan Flores. Kemiripan terutama dengan fosil tengkorak dari situs Sambungmacan di Sragen.
Tim peneliti memperkirakan fosil MS1 berasal dari manusia yang mati di antara usia remaja dan dewasa. Lalu pada MS2 diperkirakan sudah dewasa, namun belum mencapai kematangan penuh.
Keterbatasan tim peneliti dalam menentukan usia saat meninggal salah satunya adalah tidak memiliki sutura atau garis sambungan antar tulang tengkorak yang tersimpan. Sehingga interpretasi tim peneliti juga terhambat.
Posting Komentar untuk "Dibuat Reklamasi Pulau, Fosil dari Selat Madura Diyakini Milik Homo Erectus Jawa"
Posting Komentar