Cegah Kasus Bunuh Diri Siswa SMA di Garut Terulang, Dedi Mulyadi Kirim 200 Psikolog ke Berbagai Sekolah

menggapaiasa.comDedi Mulyadi diketahui kirim 200 psikolog ke berbagai sekolah di Jawa Barat. Hal ini dia lakukan untuk mencegah kasus bunuh diri siswa SMA di Garut terulang.
Seorang siswa SMAN 6 garut berinisial P (16) meninggal dunia usai melakukan aksi bunuh diri. Insiden ini diuga dipicu oleh tindak bullying yang dialami korban.
P ditemukan tak bernyawa, pada Senin (14/7/2025) di rumahnya. Hari tersebut bertepatan dengan waktu masuk sekolah pertama kali setelah libur panjang.
Adapun, kasus ini terungkap ke publik lewat unggahan dari ibunda korban di sosial media. Dia menyebut bahwa anaknya jadi korban bullying karena dituduh melaporkan teman-teman yang menggunakan vape di kelas.
Selain itu, ibu dari P juga menyebutkan bahwa anaknya dinyatakan tak naik kelas oleh pihak sekolah dan disarankan pindah jika ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya. Sementara itu, dari pihak sekolah membantah adanya tindak bullying yang dialami korban.
Kepala SMAN 6 Garut, Dadang Mulyadi mengatakan bahwa isu bullying itu muncul setelah P dinyatakan tak naik kelas akibat nilai tujuh mata pelajaran yang tak tuntas. Dia menambahkan dari pihak sekolah sebelumnya telah memanggil orang tua sebelum rapat pleno kenaikan kelas dilakukan.
Melansir dari TribunJakarta.com, Wakil Bupati Garut Putri Karlina mengaku sudah memantau kasus ini sejak tiga minggu sebelumnya. Dia juga telah meminta UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) mendampingi korban.
Selain itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi juga menemui orangtua korban di rumah duka untuk meminta penjelasan. Dalam kesempatan tersebut, politisi partai Gerindra ini berjanji akan segera melakukan upaya penyelesaian kasus tersebut.
Setelah itu, Dedi diketahui memanggil kepala SMAN 6 Garut dan sejumlah guru terkait ke kantor Bakorwil Garut. Hasilnya, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa Pemprov Jawa Barat akan melakukan meditasi pertemuan antara pihak keluarga dengan sekolah.
"Kami akan mempertemukan orangtua almarhum dengan pihak sekolah, termasuk wali kelas dan guru mata pelajaran. Tujuannya agar akar permasalahan bisa ditemukan dan diselesaikan secara menyeluruh. Semua pihak saya minta tetap tenang, karena kami akan menangani ini hingga tuntas," tegas Dedi.
Adapun untuk keluarga korban, Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan juga akan memberikan pendampingan psikologis. Mereka juga akan melakukan evaluasi terhadap sistem penilaian dan komunikasi sekolah di seluruh Jawa Barat.
"Insya Allah Gubernur Jawa Barat akan menangani masalah ini sampai tuntas," tegas Dedi.
Selain itu, upaya lain yang Dedi Mulyadi lakukan setelah kasus bunuh diri siswa SMA, yaitu Dedi akan mengirimkan 200 psikolog ke berbagai sekolah. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan pendampingan psikologis yang lebih intensif kepada para siswa dalam menanggulangi kenakalan remaja.
"Jadi ada 200 psikolog yang akan saya terjunkan ke sekolah-sekolah. Jadi rupanya guru BK tidak cukup untuk menangani anak hari ini. Nanti setiap sekolah saya rencanakan didampingi oleh satu orang psikolog anak," ujar Dedi, dilansir dari Kompas.com.
Dedi juga menjelaskan bahwa alasan lain di balik kebijakan penempatan psikolog di sekolah ini yaitu untuk memutus kasus pelajar bunuh diri. Dedi Mulyadi berharap dengan adanya psikolog di setiap sekolah ini maka bisa membentengi para siswa agar tak terpapar oleh hal-hal negatif yang berdampak pada kesehatan mental mereka.
"Mudah-mudahan ini pembelajaran penting bagi kita untuk segera dilakukan langkah-langkah, dan yang paling utama juga kita harus memperhatikan SMA-SMA lain. Saya khawatir peristiwa yang seperti ini ada di SMA yang lain," kata Dedi. (*)
Posting Komentar untuk "Cegah Kasus Bunuh Diri Siswa SMA di Garut Terulang, Dedi Mulyadi Kirim 200 Psikolog ke Berbagai Sekolah"
Posting Komentar