Thailand Menghadapi Rekor Rendah Bursa dalam 5 Tahun, Dampak Gejolak Politik

Indeks acuan ekuitas Thailand merosot ke level terendah selama lima tahun terakhir pada perdagangan hari ini, Kamis (19/6).
Mengutip Bloomberg, bursa saham Thailand bergerak menuju level penutupan terendah sejak Maret 2020, setelah partai terbesar kedua pemerintah keluar dari koalisi yang berkuasa. Langkah ini menambah tekanan pada Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra.
Indeks Bursa Efek Thailand merosot hingga 2,4 persen. Sepanjang 2025, indeks bursa Thailand telah anjlok sekitar 23 persen dan tercatat berkinerja terburuk di antara pasar-pasar utama dunia.
Kepala Ekuitas Thailand di Citigroup Inc Bob Tachasirinugune menuturkan, saat ini peningkatan ketidakpastian politik membuat pasar melihat aksi jual spontan. Meskipun dia melihat perkembangan politik menunjukkan kepastian yang lebih konkret di masa mendatang.
“Penyetelan kembali akan memutus kebuntuan politik yang telah melumpuhkan pembuatan kebijakan selama lebih dari setahun,” kata Bob dikutip dari Bloomberg, Kamis (19/6).
Sederet tantangan menghadang pasar saham Thailand tahun ini, meliputi pertumbuhan ekonomi yang melambat, tarif AS, dan utang rumah tangga yang meningkat di antara kekhawatiran yang menghambat sentimen.
Berdasarkan data Bloomberg, Global Funds telah menjual saham Thailand senilai USD 2,3 miliar pada tahun 2025.
Baht Thailand juga melemah untuk sesi kelima terhadap dolar dan berada di jalur penurunan terpanjang dalam lebih dari tujuh minggu di tengah meningkatnya ketidakpastian politik. Mata uang tersebut diperdagangkan 0,7 persen lebih lemah terhadap dolar, tertinggal dari semua mata uang negara berkembang lainnya.
“Seperti halnya kasus-kasus lain dalam sejarah politik Thailand, akan ada peluang pembelian yang bagus. Pada akhirnya, pemerintahan baru akan terbentuk dan pasar akan pulih,” kata seorang manajer portofolio senior di Samsung Asset Management Co, Alan Richardson.
Posting Komentar untuk "Thailand Menghadapi Rekor Rendah Bursa dalam 5 Tahun, Dampak Gejolak Politik"
Posting Komentar