Strategi China untuk Menguasai Pasar Mobil Listrik Indonesia dengan Ekspansi Massal
KEPRI POST – Pabrikan otomotif asal China tengah gencar melakukan ekspansi ke Indonesia. Sejumlah merek besar seperti BAIC, GAC Aion, Xpeng, hingga Geely kini serius membangun basis produksi lokal untuk memperkuat posisi mereka di pasar mobil listrik Indonesia.
Langkah strategis ini diyakini akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional, sekaligus membawa keuntungan bagi konsumen.
Merek GAC Aion telah resmi memulai produksi perdana di pabriknya yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Sementara Geely sedang memasuki tahap uji coba produksi, dan Xpeng dijadwalkan akan memulai perakitan lokal pada bulan depan.
Merek lain seperti BYD juga sedang menyiapkan produksi massal di fasilitas barunya di Subang, Jawa Barat, yang ditargetkan mulai beroperasi pada awal tahun 2026.
Tidak hanya itu, beberapa pemain China lain seperti Wuling, Chery, DFSK-Seres, Jetour, BAIC, dan Neta bahkan telah lebih dahulu mengukuhkan eksistensinya dengan membangun fasilitas produksi di Tanah Air.
Manfaat Ekonomi: Dari Tenaga Kerja hingga Efek Berganda
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), menyatakan bahwa lokalisasi produksi yang dilakukan serentak oleh berbagai merek China akan memberikan efek domino positif terhadap ekonomi lokal.
“Dalam industri otomotif, setiap satu lapangan kerja yang tercipta di sektor manufaktur, akan memunculkan satu lapangan kerja tambahan di sektor pendukung lainnya, seperti logistik dan jasa,” ujarnya kepada Xinhua, Jumat 20 Juni 2025.
Bahkan sebelum produksi dimulai, proses pembangunan pabrik telah menyerap ribuan tenaga kerja. Sebagai contoh, pembangunan pabrik BYD di lahan seluas lebih dari 100 hektare di Subang telah mempekerjakan banyak tenaga lokal.
Keuntungan bagi Konsumen: Harga Lebih Terjangkau dan Layanan Lebih Mudah
Dari sisi konsumen, lokalisasi produksi menghadirkan keuntungan langsung, terutama dari sisi harga dan layanan purna jual. Produksi dalam negeri menjamin ketersediaan suku cadang, dukungan teknis, serta layanan servis yang lebih cepat dan terjangkau.
Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan bahwa mobil listrik yang dirakit secara lokal kemungkinan besar akan memiliki harga lebih kompetitif karena biaya logistik dapat ditekan.
“Selain harga yang lebih terjangkau, masa tunggu pengiriman dari pabrik ke konsumen juga akan jauh lebih singkat dibandingkan jika kendaraan diimpor utuh dari luar negeri,” jelasnya.
Lokalisasi produksi juga menjadi strategi bisnis yang menguntungkan produsen. BAIC, yang telah lebih dulu melakukan perakitan lokal, menyebut pendekatan ini mampu meningkatkan daya saing harga sekaligus memperluas target pasar ke sektor swasta, lembaga pemerintahan, dan konsumen individu.
GAIKINDO menegaskan bahwa Indonesia bukan hanya memiliki potensi pasar domestik yang besar, tetapi juga sangat strategis sebagai hub ekspor ke negara-negara pengguna mobil kemudi kanan, termasuk Australia dan Asia Tenggara.
“Kami terus mendorong lebih banyak pabrikan asal Tiongkok untuk membangun pabrik di Indonesia. Pasarnya besar, dan lokasi Indonesia sangat strategis untuk ekspor,” ujar Kukuh. ***
Posting Komentar untuk "Strategi China untuk Menguasai Pasar Mobil Listrik Indonesia dengan Ekspansi Massal"
Posting Komentar