Perang Iran-Israel Dapat Meledakkan Kestabilan Regional
KORAN - PIKIRAN RAKYAT - Konflik militer antara Israel dan Iran melah terus meningkat. Situasi di Timur Tengah tegang dan sensitif serta berisiko lepas kendali. Sejumlah negara, termasuk Indonesia, mulai melakukan evakuasi warga di dua negara yang sedang berperang tersebut, Jumat 20 Juni 2025.
Pemerintah Cina menentang kemungkinan Amerika Serikat ikut melakukan serangan ke Iran demi membela Israel. Cina mendorong negara-negara besar perlu mempertahankan posisi yang adil dan sikap yang bertanggung jawab, menciptakan kondisi untuk mencapai gencatan senjata.
"Situasi di Timur Tengah tegang dan sensitif serta berisiko lepas kendali,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing seperti dikutip Kantor Berita Antara, kemarin.
Setelah pecahnya konflik, Guo Jiakun mengatakan Presiden Xi Jinping telah menyampaikan posisi Cina yang siap peran konstruktif dalam memulihkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah sedini mungkin. Cina akan terus bekerja sama dengan negara-negara di kawasan dan masyarakat internasional untuk mencapai tujuan tersebut.
"Cina telah menjaga komunikasi dengan Iran, Israel, Mesir, Oman, dan pihak-pihak lain, menyerukan tindakan segera untuk meredakan ketegangan sesegera mungkin dan mencegah kawasan tersebut terjerumus ke dalam kekacauan yang lebih besar," kata Guo Jiakun.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Cina dan kedutaan besar serta konsulatnya di Iran, Israel, dan negara-negara tetangga lain telah mengatur dan mengoordinasikan evakuasi lebih dari 1.600 warga negeri tirai bambu itu dari Iran ke tempat yang aman.
Proses evakuasi warga negara Indonesia pun tengah berjalan menyusul pecahnya konflik Iran-Isrel. Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Judha Nugraha menyatakan, evakuasi itu memakai jalur darat.
"Sebelumnya, para WNI berkumpul dan menginap semalam di safe house KBRI Teheran," kata Judha dalam keterangan tertulisnya, Jumat 20 Juni 2025.
Ia pun meminta doa agar pelaksanaannya bisa berjalan lancar dan aman. Namun, Judha tak menjelaskan jumlah WNI yang tengah dievakuasi itu.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan status Siaga I bagi wilayah Iran. Kedutaan Besar RI di Teheran pun melakukan tindakan evakuasi bagi WNI yang bersedia. Berdasarkan data, sebanyak 386 WNI berada di Iran dan 194 WNI berada di Israel. Dari 386 WNI di Iran, mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa di Kota Qom. Sementara dari 194 WNI di Israel, myoritas peserta magang bidang pertanian di Kota Arava, Israel.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump disebut sudah menyampaikan kepada para pejabat seniornya bahwa telah menyetujui rencana menyerang Iran. Namun, ia belum memberikan perintah final pelaksanaannya.
Trump masih menunggu untuk melihat langkah Iran akan menghentikan program nuklirnya, mengutip sumber anonim yang mengetahui masalah tersebut. Ia menyatakan akan memutuskan dalam waktu dua pekan terkait dengan memberi lampu hijau terhadap keterlibatan AS dalam serangan ke Iran atau tidak.
"Berdasarkan fakta terkait peluang substansial akan adanya negosiasi yang bisa jadi akan berlangsung dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan dalam dua pekan ke depan," kata Trump dalam pernyataan yang disampaikan Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt.
Di Teheran, Iran menyatakan akan terus menyerang Israel sampai rezim Zionis Israel membayar "ganti rugi" kepada Republik Islam tersebut. "Pembalasan (terhadap Israel) akan terus dilakukan sampai musuh kita dihukum dan ganti rugi (kepada Iran) dibayar," kata Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran seperti dikutip oleh Kantor Berita IRNA, Jumat 20 Juni 2025.
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran pada Jumat 13 Juni 2025 dini hari dengan tuduhan bahwa Iran sedang menjalankan program nuklir militer secara rahasia. Serangan tersebut menargetkan sejumlah wilayah di Iran, termasuk ibu kota Teheran, dan menewaskan beberapa pejabat tinggi militer serta sejumlah ilmuwan nuklir, Iran. Beberapa fasilitas nuklir seperti Natanz dan Fordow juga terkena serangan.
Iran membalas serangan Israel itu dengan meluncurkan "Operasi True Promise 3" pada Jumat malam, yang menyerang target-target militer Israel.
Iran menyangkal program nuklirnya memiliki tujuan militer. Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi pun menyatakan badan tersebut belum menemukan bukti kuat bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.***
(Bambang Arifianto, Huminca, Suhirlan Andriyanto)
Posting Komentar untuk "Perang Iran-Israel Dapat Meledakkan Kestabilan Regional"
Posting Komentar