Mahasiswa UHO Kendari Bahas Isu Sosial dan Politik Lewat Pementasan Festival UASH This title maintains the original meaning while aiming to be more captivating and concise. It highlights the key elements: the students, the issues addressed, and the event, making it more engaging for readers.

Gambar terkait Mahasiswa Sastra Indonesia UHO Kendari Soroti Isu Sosial dan Politik Lewat Pementasan Festival UAS (dari Bing)

menggapaiasa.com, KENDARI - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Festival Ujian Akhir Semester (UAS) ke empat.

Agenda tahunan ini berlangsung selama dua hari, 20–21 Juni 2025 di gedung teater Fakultas Ilmu Budaya (FIB), dan melibatkan sekitar 190 mahasiswa dari dua angkatan berbeda.

Tidak sekadar memenuhi tugas akademik, festival ini menjadi ruang eksplorasi bagi mahasiswa untuk menampilkan karya seni yang memuat kritik sosial.

Ketua panitia, Dwi Rahma Indah Rusli, mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk praktik dari mata kuliah Karya Kreatif bagi semester 4 dan Pergelaran Sastra untuk semester 6.

“Kalau hanya belajar naskah di dalam kelas, mahasiswa tidak akan tahu bagaimana proses menerjemahkan teks menjadi pertunjukan. Jadi, festival ini adalah ajang praktik langsung untuk menampilkan karya,” kata Dwi Rahma, Jumat (20/6/2025) malam.

Salah satu pertunjukan yang paling menarik perhatian adalah drama berjudul Tumirah Sang Mucikari.

Naskah ini mengangkat isu eksploitasi perempuan, kekerasan seksual, hingga kritik terhadap kekuasaan negara di masa Orde Baru.

Drama yang disiapkan selama empat bulan tersebut menggambarkan bagaimana kekuasaan menggunakan perempuan sebagai alat untuk mengorek informasi.

“Karya ini sengaja dipilih untuk menggugah kesadaran kritis mahasiswa maupun penonton,” tuturnya.

Selain pementasan drama, Dwi Rahma menyebut festival tahun ini juga menghadirkan instalasi seni berupa pameran.

Ada pula pertunjukan puisi, yang dibawakan mahasiswa sendiri.

Menurutnya, kehadiran instalasi seni menjadi pembeda dari pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya.

“Ini pertama kalinya ada pameran. Jadi bukan hanya tampil di panggung, tetapi juga memberi ruang bagi karya visual mahasiswa,” ujarnya.

Dwi Rahma berharap Festival UAS ini bisa menjadi tradisi produktif yang mendorong mahasiswa aktif berkarya dan berani tampil di ruang publik.

“Kami berharap ke depan produksi dan talenta yang terlibat semakin baik dan inovatif,” jelasnya. (*)

(menggapaiasa.com/Dewi Lestari)

Posting Komentar untuk "Mahasiswa UHO Kendari Bahas Isu Sosial dan Politik Lewat Pementasan Festival UASH This title maintains the original meaning while aiming to be more captivating and concise. It highlights the key elements: the students, the issues addressed, and the event, making it more engaging for readers."