Koperasi Desa Merah Putih: Menyulut Ekonomi Lokal dengan Semangat Sejarah

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi baru-baru ini menekankan bahwa peluncuran Koperasi Desa (KopDes) Merah Putih lebih dari sekadar inisiatif ekonomi. Menurutnya, program ini juga bertujuan membangkitkan nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal di pedesaan.

"Ini adalah langkah transformatif dari tingkat paling dasar, untuk mencapai keadilan ekonomi," ujar Budi Arie saat acara soft launching KopDes Merah Putih di Desa Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu, 21 Juni 2025.

Pentingnya Partisipasi Masyarakat dan Target Keanggotaan

Budi Arie menegaskan bahwa keberhasilan koperasi desa sangat bergantung pada dukungan dan keterlibatan aktif masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya menargetkan setidaknya separuh dari total 2.100 penduduk Desa Dawuhan menjadi anggota aktif koperasi.

"Koperasi ini harus sepenuhnya dimiliki oleh warga desa. Minimal 1.000 orang harus bergabung agar koperasi kuat dan bermanfaat bagi semua," tegasnya, seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Lebih dari Sekadar Wadah Sosial: Mencetak Keuntungan Miliaran Rupiah

Menkop juga menekankan bahwa koperasi tidak boleh hanya berfungsi sebagai wadah sosial semata. Sebaliknya, koperasi harus bertransformasi menjadi entitas bisnis yang sehat dan menghasilkan keuntungan. Ia bahkan menargetkan keuntungan minimal Rp1 miliar bagi koperasi ini.

"Ini bukan impian yang muluk. Jika Eyang Margono (RM Margono Djojohadikusumo, kakek Presiden RI Prabowo Subianto) mampu mendirikan BNI, maka Pak Prabowo juga bisa mendirikan KopDes Merah Putih. Semangat beliau harus kita lanjutkan," ujarnya, mengaitkan semangat pendirian bank nasional dengan inisiatif koperasi ini.

Adopsi Teknologi dan Potensi Usaha yang Beragam

Dalam upaya tetap relevan di era modern, Budi Arie juga mendorong koperasi untuk mengadopsi teknologi digital, termasuk sistem transaksi cashless.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Usaha KopDes Merah Putih Desa Dawuhan, Slamet, memaparkan beragam lini usaha yang telah dirancang.

Mulai dari penyediaan kebutuhan pokok, gerai Pos Indonesia, apotek, layanan simpan pinjam, sektor pertanian, hingga distribusi elpiji. KopDes Merah Putih Dawuhan juga sedang fokus mengembangkan produk unggulan berupa padi organik.

"Kami juga menaungi produk dari kelompok wanita tani seperti makanan olahan, selai, jahe instan, dan berbagai produk UMKM lainnya," tambah Slamet.

Perkembangan Awal KopDes Merah Putih Dawuhan

Slamet melaporkan bahwa saat ini KopDes Merah Putih Desa Dawuhan telah memiliki 208 anggota dengan simpanan pokok sebesar Rp100 ribu dan simpanan wajib Rp10 ribu per bulan.

Modal awal yang berhasil terkumpul mencapai Rp22 juta, dan proses legalitas koperasi telah rampung seminggu sebelumnya.

Pemilihan Desa Dawuhan sebagai lokasi percontohan KopDes Merah Putih tidak lepas dari sejarahnya. Desa yang berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat Kecamatan Banyumas ini merupakan tempat dimakamkannya RM Margono Djojohadikusumo, salah seorang tokoh penting dalam sejarah perkoperasian Indonesia.***

Posting Komentar untuk "Koperasi Desa Merah Putih: Menyulut Ekonomi Lokal dengan Semangat Sejarah"