Iran Tolak Klaim AS Tentang Serangan Nuklir: Tidak Ada Yang Rusak, Perjuangan Terus!

PIKIRAN RAKYAT - Konflik bersenjata antara Iran dan Amerika Serikat kini memasuki babak paling berbahaya dalam dua dekade terakhir. Setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa tiga situs nuklir utama Iran telah dihancurkan dalam serangan udara “yang sangat sukses”, Teheran justru membantah keras klaim tersebut dan menegaskan bahwa program nuklirnya tidak akan berhenti.
“Amerika Serikat telah melakukan pelanggaran berat terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan NPT (Traktat Non-Proliferasi Nuklir) dengan menyerang instalasi nuklir damai Iran,” ujar Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, Minggu 22 Juni 2025.
Serangan AS: Fordow, Natanz, dan Isfahan Diklaim Lenyap
Dalam pidato singkat dari Oval Office, Trump menyatakan bahwa militer AS berhasil menghancurkan tiga fasilitas pengayaan nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan tersebut menggunakan bomber siluman B-2 dan rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam.
“Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses di tiga situs Nuklir di Iran… Fasilitas pengayaan nuklir utama telah sepenuhnya dan total hancur,” ujarnya.
“SEKARANG ADALAH WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN!" ucap Trump menambahkan.
Namun, klaim Trump segera dibantah oleh pihak Iran.
Iran: Tak Ada Kerusakan, Tidak Akan Hentikan Program Nuklir
Organisasi Energi Atom Iran (OEAI) menyampaikan pernyataan resmi yang menyebut bahwa hasil pemantauan lapangan dan data sistem radiasi tidak menemukan kontaminasi atau kerusakan berarti.
“Setelah serangan ilegal AS terhadap situs nuklir Fordow, Natanz, dan Isfahan, survei lapangan dan data sistem radiasi menunjukkan: Tidak ada kontaminasi yang tercatat. Tidak ada bahaya bagi penduduk,” kata OEAI dalam sebuah unggahan resmi.
Tak hanya membantah kerusakan, OEAI menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pengembangan industri nuklir nasional.
“Organisasi Energi Atom Iran meyakinkan bangsa Iran yang besar bahwa meskipun ada konspirasi jahat dari musuh-musuhnya, dengan upaya ribuan ilmuwan dan ahli revolusioner, kami tidak akan membiarkan industri nasional ini terhenti. Ini adalah hasil darah para martir nuklir,” tutur OEAI.
Kecaman Global dan Bahaya Eskalasi
Sementara Washington menegaskan bahwa serangan tersebut bukan bertujuan untuk perubahan rezim. Namun hanya untuk menekan ambisi nuklir Iran, banyak pihak menilai tindakan ini sebagai langkah berisiko tinggi.
Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinan mendalam atas serangan ini.
“Ada risiko yang semakin meningkat bahwa konflik ini dapat dengan cepat keluar dari kendali – dengan konsekuensi bencana bagi warga sipil, kawasan, dan dunia,” ujarnya dalam pernyataan resmi.
Serangan tersebut dinilai sebagai eskalasi besar dalam konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari seminggu antara Israel penjajah dan Iran. Kedua negara telah terlibat dalam serangan udara saling balas yang menewaskan ratusan orang.
‘Kekuatan AS yang Hebat dan Benar’ atau Pelanggaran Hukum Internasional?
Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu menyambut baik keputusan Trump dan menyebutnya sebagai “keputusan berani yang akan mengubah sejarah”. Ia menambahkan bahwa “Presiden Trump telah menggunakan kekuatan AS yang hebat dan benar.”
Namun, Abbas Araghchi menolak keras narasi tersebut.
“Setiap anggota PBB harus merasa prihatin terhadap perilaku yang sangat berbahaya, tanpa hukum, dan kriminal ini,” ucapnya.
“Iran akan mempertahankan semua opsi untuk membela kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya," kata Abbas Araghchi menambahkan.
Korban Jiwa Terus Bertambah, Iran Tak Gentar
Sejak dimulainya serangan Israel penjajah pada 13 Juni, data dari Nour News menyebutkan bahwa setidaknya 430 orang telah tewas dan 3.500 lainnya terluka di Iran, termasuk warga sipil dan personel militer.
Di pihak Israel penjajah, otoritas menyebutkan bahwa 24 warga sipil tewas dan 1.272 orang terluka, termasuk akibat lebih dari 450 misil Iran yang ditembakkan sejak awal konflik.
Meski tekanan meningkat, Iran menegaskan bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai, dan tidak akan tunduk pada intimidasi militer.
“Kami tidak memiliki ambisi untuk senjata nuklir,” ucap Araghchi.
“Namun kami memiliki hak mutlak untuk riset, energi, dan teknologi nuklir seperti negara-negara lain. Kami tidak akan menyerah," tuturnya menambahkan.
Arah Perang: Perang Panjang atau Diplomasi Terakhir?
Serangan AS terhadap situs nuklir Iran disebut sebagai serangan langsung pertama sejak konflik terbuka dimulai. Namun, efektivitasnya masih dipertanyakan. Jika benar fasilitas vital masih utuh, maka Iran memiliki alasan strategis untuk mempertahankan programnya, atau bahkan membalas dengan skala lebih besar.
Sejumlah analis menilai bahwa meskipun AS ingin menekan Iran agar kembali ke meja perundingan, serangan ini justru menyempitkan ruang diplomasi.
“Tindakan ini hanya akan memperkuat faksi garis keras di dalam negeri Iran dan mempersulit para pendukung diplomasi,” ujar seorang analis Timur Tengah dari Doha Institute, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera .***
Posting Komentar untuk "Iran Tolak Klaim AS Tentang Serangan Nuklir: Tidak Ada Yang Rusak, Perjuangan Terus!"
Posting Komentar