Trump Terima Jet Boeing 747 dari Qatar: Apakah Diplomasi atau Skandal Suap?

menggapaiasa.com - Pemerintahan Trump menerima kado berupa pesawat jet Boeing 747 dari pemerintah Qatar dan memberi instruksi kepada Angkatan Udara untuk mengukur betapa cepatnya pesawat tersebut dapat disesuaikan sehingga pantas digunakan sebagai gantian bagi Air Force One.

Akan tetapi, pengiriman pesawat itu menimbulkan kritikan tajam dari sejumlah anggota Kongres, terlebih lagi setelah kunjungan Trump ke Qatar yang berhubungan dengan masalah bisnis AS.

Departemen Pertahanan telah menerima hadiah itu dan menyatakan bahwa pesawat harus diperbarui secara signifikan. Perbaikan yang dibutuhkan meliputi peningkatan sistem peluncur roket, instalasi komunikasi yang lebih aman, serta proteksi dari serangan sinyal elektronik untuk mencapai tingkat keselamatan yang sesuai bagi seorang presiden.

Pejabat dari Pentagon menyatakan bahwa pesawat yang ada saat ini masih memerlukan pembaruan besar sebelum bisa dioperasikan dengan optimal.

Keresahan Terkait Keamanan dan Klaim Pengaruh Qatar

Beberapa anggota Kongres menyatakan kekhawatiran bahwa proses peningkatan pesawat bisa dipercepat secara tidak aman dan berpotensi mengorbankan aspek keselamatan.

Ada juga dugaan motif tersembunyi dari Qatar, termasuk kemungkinan pesawat berisi perangkat pengawasan rahasia, yang menimbulkan pertanyaan soal pengaruh diplomatik.

Senator Demokrat Chris Murphy mengecam pemberian tersebut, menilai kunjungan Trump ke Qatar, UEA, dan Arab Saudi lebih karena negara-negara itu menawarkan keuntungan pribadi, bukan karena kepentingan aliansi strategis.

Kenapa ia memilih ketiga negara itu untuk perjalanannya keliling dunia yang pertama? Bukan sebab mereka merupakan mitra paling penting bagi kita ataupun salah satu negara utama di planet ini. Sebenarnya, alasan tersebut berada pada kemauan keenam belas negara-negara itu menyelesaikannya," jelas Murphy, layaknya dilaporkan oleh The Guardian Kamis, 21 Mei 2025. Ternyata tiap-tiap negara menyediakan dana kepada Trump: Qatar mengirimkan pesawat, sementara United Arab Emirates melibatkan dirinya dengan skema palsu mata uang digital - serta mintalah beberapa konsekuensi atas keselamatannya sendiri sebagai balas budi.

Menurut Murphy, negara-negara itu menghadiahi dan berinvestasi pada Trump demi mendapatkan konsesi terkait kebijakan keamanan nasional yang berasal dari Amerika.

Qatar Membantah Tuduhan Suap

Di sisi lain, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menyangkal tudingan tersebut.

Dia menegaskan bahwa hadiah tersebut adalah bagian dari kemitraan kolaboratif yang saling menguntungkan antara Qatar dan Amerika Serikat, tanpa ada niat untuk mempengaruhi keputusan pemerintah di Washington.

Dia menggarisbawahi bahwa hadiah tersebut merupakan sesuatu yang biasa terjadi di antara sekutu dan menyangkal adanya penggelondongan uang. ***

Posting Komentar untuk "Trump Terima Jet Boeing 747 dari Qatar: Apakah Diplomasi atau Skandal Suap?"