Pidato PUIC ke-19: Prabowo Sandingkan UUD 45 dengan Kebijakan Luar Negeri Indonesia
menggapaiasa.com - Presiden Prabowo Subianto berpidato saat membuka Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Rapat Pleno Persatuan Parlemen Negara-negara Anggota OKI (Organisasi KerjasamaIslam), pada hari Rabu tanggal 14 Mei 2025.
Dihadapan wakil-wakil rakyat dari daerah-daerah oki, Prabowo mengungkapkan perasaannya yang tersanjung bisa berpidato di hadapan forum bergengsi ini.
"Saya merasa sangat terhormat sebagai Presiden Republik Indonesia pada hari ini dapat berbicara dengan perwakilan dari seperempat populasi dunia," katanya.
Prabowo menyebutkan bahwa kumpulan dewan perwakilan rakyat negara-negara berbasis Islam ini terbentuk karena adanya pemahaman bersama yang menunjukkan bahwa dunia Muslim memerlukan tempat kerjasama antar badan legislatif guna menghadapi tantangan global serta melindungi kepentingan umat Muslim dimana pun mereka berada.
"Di era saat ini di mana perselisihan antar negara besar sedang menciptakan polarisasi konflik kompetisi, peran organisasi ini menjadi semakin vital, semakin tepat guna, dan semakin mendesak," katanya.
Prabowo juga menyinggung tentang dasar-dasar kebijakan luar negerinya yang tertera di dalam UUD 1945.
Konstitusi kita yaitu UUD 1945 dengan jelas menugaskan rakyat Indonesia untuk ikut serta memelihara ketertiban dunia yang didasari oleh kemerdekaan, kedamaian abadi, dan kesetARAan sosIAL.
"Kompas moral ini dan fondasi utama dari kebijakan luar negeri negara kita Indonesia," jelas Prabowo.
Pada saat yang sama, Ketua DPR RI Puan Maharani turut menyampaikan pidatonya.
Puan menyebutkan bahwa menjadi sebuah penghargaan bagi Indonesia untuk bisa mendorong kembali rasa persaudaraan, perdamaian, serta kolaborasi dalam merancang sistem global yang lebih baik.
Puan mengatakan bahwa visi dan misi dari forum PUIC sesuai dengan tujuan asli pembentukan gedung DPR. Gedung ini didirikan oleh presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, pada tahun 1965 guna menjadi wadah bagi bangsa-bangsa berkembangan dalam upaya menciptakan tatanan global yang lebih baik.
"Roh juang tersebut pun saat ini menjadi milik kita semua, termasuk para wakil rakyat dari negara OKI, yakni tekad untuk bekerja sama dalam mendirikan sistem global yang lebih baik bagi kehidupan manusia, menciptakan pola pemerintahan, ekonomi, sosial, serta budaya yang menunjukkan kedekatan dengan manusia dan membawa manfaat kepada hidup kita bersama, terutama umat Islam secara khusus dan seluruh insan di muka bumi secara umum," jelasnya.
Puan menegaskan bahwa masih ada banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan bersama.
Seperti kesenjangan ekonomi, kekuatan pangan, pergeseran iklim, peningkatan wanita, pertarungan untuk kemerdekaan Palestina, sampai perselisihan geopolitik dan geoeconomis.
Puan pun menginginkan bahwa negara-negara OKI perlu menciptakan kebudayaan perdamaian dan saling tolerir di antara mereka sendiri.
"Kami semua tinggal di planet yang sama, saling bergantung dan memerlukan kerjasama untuk mencapai ketentraman serta kedamaian bersama. Tanpa pembangunan tidak akan ada kedamaian, begitu juga sebaliknya," jelas Puan.
Pada sesi pleno sebelumnya di konferensi tersebut, Adama Bictogo selaku ketua parlemen Pantai Gading dengan resmi meyampaikan penyerahan posisi Presiden PUIC kepada Puan Maharani yang merupakan ketua dari DPR RI.
Parlemen negara Republik Pantai Gading dikenal sebagai pemilik Kekepemimpinan PUIC ke-18.
(menggapaiasa.com/Gilang P)
Posting Komentar untuk "Pidato PUIC ke-19: Prabowo Sandingkan UUD 45 dengan Kebijakan Luar Negeri Indonesia"
Posting Komentar