Eks Pejabat Israel Prediksi Trump Akan Membuat Netanyahu Terima Kebenaran Palestina
menggapaiasa.com.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebutkan ia akan secepatnya memberitahukan kabar yang dianggap sangat vital serta memiliki dampak besar dalam sejarah. Pernyataan tersebut muncul bersamaan dengan penyebaran spekulasi tentang kemungkinan deklarasinya terkait pengakuan keberdaulatan Israel atas wilayah Palestina.
Presiden Amerika Serikat mengungkapkan niatnya untuk merilis informasi "yang sangat signifikan" tentang wilayah tertentu sebelum perjalanannya ke Timur Tengah, yang bakal dimuali tanggal 13 Mei, namun tidak memberi petunjuk apa pun terkait karakteristik dari daerah tersebut.
belum jelas apakah pernyataan Trump itu terkait dengan konflik Israel di Jalur Gaza serta pembicaraan yang sudah berjalan beberapa hari ini antara Hamas dan administrasinya, atau menyangkut hal lainnya.
Meski begitu, pertemuan Trump dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Riyadh pada Selasa juga akan dihadiri oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Lebanon Joseph Aoun dan pemimpin de facto Suriah, Ahmed al-Sharaa, media Arab melaporkan. Mengutip sumber informasi yang menolak disebutkan namanya, surat kabar Palestina Al-Quds Pangeran Arab menunggu persetujuan Trump mengenai kondisi yang diajukan oleh Saudi untuk mendirikan negara Palestina.
Israel Ziv, yang dulunya adalah kepala Divisi Operasi militer Israel, mengungkapkan bahwa Tel Aviv kini tengah beralih dari sebuah sumber daya menjadi beban bagi Amerika Serikat. Dia menambahkan bahwa Presiden Donald Trump bisa saja mendesak pemimpin Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan konflik di Gaza atau justru maju ke arah pengumuman tentang pembentukan negara Palestina.
"Netanyahu menggiring kita menuju konflik yang tak berkesudahan disebabkan oleh krisis politiknya," demikian kata Ziv. NBC News Mengutip pernyataan dari pejabat Amerika Serikat dan diplomat Timur Tengah yang menyebutkan bahwa hubungan di antara Trump dan Netanyahu semakin memanas dalam beberapa minggu belakangan ini. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan tensi karena masalah berkaitan Gaza serta tekanan atas situasi dengan Iran.
Jaringan itu menunjukkan bahwa petugas Amerika Serikat melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Ron Dermer menyampaikan kekecewaan Netanyahu kepada duta besar AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff selama pertemuan di Gedung Putih Jumat lalu. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa Trump sudah membuat tiga komentar publik yang tidak disenangi Netanyahu hanya dalam tujuh hari terakhir.
Netanyahu merasa letdown atas pernyataan Trump yang hingga kini belum menentukan apakah akan mengizinkan Iran untuk memproduksi uranium. Dia juga telah merasa frustrasi berhari-hari akibat sikap Trump yang enggan mendukung serangan terhadap instalasi nuklir di Iran. Hal tersebut semakin membuatnya terkejut ketika Presiden Amerika Serikat menyampaikan siap melanjutkan diskusi secara langsung dengan pihak Teheran.
Trump sempat berbicara di bulan Februari bahwa Arab Saudi tak lagi mensyaratkan pendirian negara Palestina guna mewujudkan normalisasi hubungan dengan Israel, pernyataan ini kemudian mendapat kritik tajam dari pihak Arabia. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh sumber kepada Al-Quds, Trump sudah setuju dengan usulan Mohammed Bin Salman agar melibatkan pemimpin-pemimpin Arab lainnya dalam rapat tersebut. Rapat ini direncanakan terjadi pada awal kunjungan Trump ke Arab Saudi, Qatar, serta Uni Emirat Arab mulai tanggal 13 hingga 16 Mei.
Trump tidak berencana untuk berkunjung ke Israel, negara yang pemerintahnya menyebut Abbas dan Sharif mendukung tindak teroris. Kepala Negara Amerika Serikat tersebut memproyeksikan sebelum perjalanannya bahwa hubungan normal antara Saudi dan Israel akan datang "sangat cepat," tetapi pada saat bersamaan, dikabarkan dirinya mencabut langkah normalisasi dengan Israel sebagai salah satu persyaratan kemajuannya dalam program senjata nuklir sipil milik Arab Saudi.
Pada hari Sabtu diberitakan jika Trump akan mengumulkan pengakuan Amerika Serikat terhadap negara Palestina, tetapi duta besar Washington untuk Israel Mike Huckabee membantah berita itu dan mendeskripsinya sebagai "informasi yang tidak benar."
Kedekatan antara Israel dan Saudi tampaknya telah tercapai sebelum serangan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023, yang kemudian memicu konflik di Gaza. Beberapa pejabat tinggi dari Israel melakukan lawatan internasional pertama kalinya ke negeri berpasir itu dalam hitungan minggu menjelang serangan tak terduga ini. Akan tetapi, harapan akan normalisasi hubungan menjadi kabur saat emosi anti-Israel melonjak pesat di lingkaran umat Islam akibat peristiwa perang tersebut.
Selama periode kepresidenannya yang pertama, Trump mencetuskan ide untuk menyelesaikan perselisihan antara Israel dan Palestina dengan cara membagi negara Palestina menjadi beberapa wilayah yang tersebar di sejumlah tempat seperti Tepi Barat, Gaza, dan Gurun Negev. Namun, gagasan ini langsung dibantah oleh Pemerintahan Palestina serta sekutu-sekutunya dalam kabinet pimpinan perdana menteri Benjamin Netanyahu yang mendukung pemukiman warga Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan bahwa ia mendapat informasi dari media yang mengklaim dirinya akan mencopot hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump. Namun, Duta Besar AS untuk Israel telah membantah adanya laporan semacam itu. Menurut pernyataan Netanyahu saat menjawab pertanyaan di depan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, ia dan Trump seringkali berkomunikasi hingga beberapa kali dalam satu minggu.
Netanyahu menyampaikan bahwa ia ragu-ragu Trump akan mendiskusikan masalah negara Palestina, serta klaim tentang adanya geseran antara Netanyahu dan Trump adalah semata-mata bertujuan politis. Ia juga menjelaskan bahwasannya dirinya tak minta persetujuan untuk serangan ke kelompok Houthi ataupun skema operasional militernya di wilayah Gaza. Lebih lanjut, Netanyahu tegas menyebut jika Amerika Serikat sendiri yang tanpa dimintai sebelumnya ikut campur dalam insiden dengan Houthi dan bersedia mundur saat kondisi berubah.
Posting Komentar untuk "Eks Pejabat Israel Prediksi Trump Akan Membuat Netanyahu Terima Kebenaran Palestina"
Posting Komentar