Harga Kelapa Meningkat Tajam di Malaysia dan Filipina, Bukan Hanya Indonesia

menggapaiasa.com , JAKARTA — Kejadian kenaikan harganya kelapa Bulatan yang muncul dalam beberapa bulan terakhir ternyata tidak hanya berlangsung di Indonesia saja. Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina juga menginformasikan situasi yang sama.
Berdasarkan laporan Bisnis Sebelumnya, harga jual eceran kelapa bulat pernah mencapai angka Rp35.000 untuk satu butir di Jakarta ketika menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Saat ini, harganya telah menurun menjadi sekitar Rp20.000 per butir, meskipun masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga rata-rata tahun lalu yang hanya berada pada level Rp10.000 per butir.
Kenakan biaya tambahan ini disertai dengan penurunan stok sampai 50% di tingkat pengecer.
Bloomberg Dalam pelaporan tersebut disebutkan bahwa peningkatan harga serta suplai yang berkurang turut dialami. Malaysia dan Filipina.
Cuaca buruk Di berbagai negara penghasil kelapa terkemuka di dunia mengalami penurunan produksi, yang pada gilirannya mengecilkan pasokan global. Bahkan beberapa daerah mencatat kenaikan harga penjualan sampai dua kali lebih tinggi dari biasanya.
Negara-negara pengekspor utama seperti Filipina dan Indonesia pun sedang memikirkan langkah-langkah pengendalian ekspor. Sebaliknya, para konsumen di dorong untuk mencari pilihan alternatif guna mengganti pemakaian santan serta air kelapa.
Filipina, negara penghasil kelapa terbesar di dunia, mengestimasi penurunan hasil panen sampai 20% dalam setahun ini karena dampak iklim yang keras. Selama dua tahun belakangan, kekeringan serta siklon tropis telah melemahkan pohon-pohon kelapa, bahkan juga menjangkiti area perkebunan dengan fokus pada hal tersebut. ekspor Di daerah pesisir selatan dari negeri kepulaunya itu.
"Alasan pokok dari penurunan suplai ini adalah dampak perubahan iklim. Hal tersebut mengakibatkan produksi pertanian menurun, pengeluaran tanaman menjadi lebih lambat, serta mempersempit gerakan para petani," ungkap Henry Raperoga, yang merupakan Presiden dan COO dari Axelum Resources Corp., dalam sebuah surel sebagaimana dilaporkan. Bloomberg , Senin (28/4/2025).
Lembaga Pengelolaan Kelapa di Filipina mengungkapkan bahwa mereka sedang dalam perundingan dengan para produsen untuk menyetorkan sebagian persediaan minyak kelapanya ke pasaran lokal bukannya diekspor.
"Ini dirancang untuk mempertahankan pasokan domestik serta meredam fluktuasi harga tanpa mengurangi janji eksportasi," demikian disampaikan institusi itu melalui pernyataan formalnya.
Negara-negara penghasil lain seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam pun terpengaruh oleh masalah suplai yang disebabkan oleh iklim ekstrem dan pertambahan permintaan dalam negeri, menurut Raperoga.
Di Indonesia, negara penghasil kelapa terbesar kedua di dunia, pihak berwenang telah merumuskan beberapa strategi untuk menstabilkan harga dan stok. Antara lain dengan menerapkan embargo ekspor selama tiga sampai enam bulan, memberlakukan cukai atas ekspor, serta mematok tarif referensi sebagai respons terhadap kenaikan harga yang mencapai 150% dalam kurun waktu tiga belas minggu terakhir.
Di Sri Lanka, harga eceran kelapa di pasar mingguan di ibu kota sudah meningkat lebih dari dua kali ganda dalam satu tahun belakangan ini karena produksi berkurang akibat gabungan kondisi iklim yang tidak baik serta serangan hama penyakit.
Pihak berwenang lokal bulan Februari yang lalu memberikan izin kepada produsen untuk mengimpor inti kelapa dengan tujuan meringankan beban di pasaran.
Di Malaysia, peningkatan biaya ini menyebabkan beberapa pedagang sementara waktu menutup usaha mereka, sedangkan para pembeli diarahkan untuk menggunakan alternatif seperti krim memasak atau yogurt dalam berbagai hidangan curry, saus, dan kue, sesuai dengan laporan dari media setempat.
Posting Komentar untuk "Harga Kelapa Meningkat Tajam di Malaysia dan Filipina, Bukan Hanya Indonesia"
Posting Komentar