8 Kasus Keracunan MBG: Ulat dan Bakteri Terdeteksi dalam Menu Makanan Siswa

PIKIRAN RAKYAT – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto terus menghadapi kritik dan polemik sejak pertama kali dirilis. Dari bulan Oktober 2024 sampai April 2025, beberapa insiden diduga penyebaran racun akibat konsumsi makanan dalam program tersebut menjadi sorotan di berbagai wilayah.
Kejadian-kejadian tersebut bukan saja menimbulkan ketakutan di antara para orangtua dan publik, namun juga menggulirkan kebutuhan untuk melakukan peninjuan mendalam tentang pedoman keselamatan pangan yang berlaku pada acara MBG.
Berikut ini adalah ringkasan dari beberapa kasus keracunan yang direkam:
Daftar Peristiwa Diduga Melibatkan Pencurian Zat Berbahaya dalam Proyek MBG
1. Nganjuk, Jawa Timur (2 Oktober 2024)
Tujuh anak didik di Sekolah Dasar Negeri Banaran 1, Kecamatan Bagor, harus dibawa ke Pusat Kesehatan Masyarakat karena mereka merasakan gejala seperti mual, muntah, dan kepala berputar sesudah memakankan hidangan MBG. Hidangan tersebut meliputi nasi, ayam goreng, serta sup sayuran.
Sekolah tersebut mengetahui adanya makanan yang tampil mencurigakan tetapi masih berhasil disajikan. Usai peristiwa itu, Dinas Kesehatan Nganjuk menjalankan penyelidikan dan memperoleh contoh makanan untuk diperiksa di lab.
2. Sukoharjo, Jawa Tengah (16 Januari 2025)
Siswa-siswa dari SDN Dukuh 03, yang berada di wilayah Kecamatan Baki, sebanyak 40 orang mengeluhkan rasa mual serta mulas setelah menyantap hidangan ayam goreng crispy dari menu MBG. Beberapa di antara mereka pun dilarikan ke pelayanan kesehatan terdekat untuk dilakukan tindak lanjut medis.
Pihak Pemerintah Kabupaten Sukoharjo mengindikasikan bahwa kemungkinan utamanya terletak pada ketidaktepatan prosedur pengolahan dan penimbunan makanan, khususnya berkaitan dengan kurang tepatnya temperatur simpan yang tak memenuhi patokan kebersihan pangan. Selain itu, Dinas Kesehatan pun mendeteksi ada infeksi bakteria berdasarkan hasil analisis contoh hidangan tersebut.
3. Nunukan, Kalimantan Utara (13 Januari 2025)
Lebih dari 30 pelajar SMA Negeri 2 Nunukan Selatan terkena penyakit keracunan makanan dengan tanda-tanda seperti merasa pusing, buang air berlebihan, serta nyeri pada bagian perut. Makanan yang diberikan meliputi hidangan ayam kecap dan nasi putih.
Ironisnya, satu hari setelah insiden tersebut, pihak sekolah menyadari bahwa lauk ayam kecap yang tersimpan di dalam gudang makanan telah berubah menjadi sarang ulat. Kemudian, Dinas Kesehatan Nunukan dengan cepat mengambil tindakan penyelidikan mendalam dan langsung menjumpai adanya kelalaian terkait prosedur penanganan serta pendistribusian hidangan ini.
4. Pandeglang, Banten (19 Februari 2025)
Dua puluh delapan siswa dari SDN Alaswangi 2, yang berada di Kecamatan Menes, melaporkan adanya keluhan seperti pusing, diare, serta muntah usai menikmati makan siang dalam rangkaian Program MBG. Salah seorang murid tersebut pernah dirawat secara singkat di Puskesmas sebagai langkah penanganannya.
Pemeriksaan permulaan mengungkapkan bahwa hidangan disimpan selama lebih dari empat jam di temperatur lingkungan sebelum disebarluaskan, yang menyebabkan perkembangan mikroorganisme. Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang telah mensarankan tinjauan terhadap perusahaan jajanan setempat.
5. Waingapu, Sumba Timur (18 Februari 2025)
Dilaporkan sebanyak 29 murid dari SDK Andaluri mengeluh dengan gejala seperti pusing, muntah, dan nyeri di perut. Makanan yang disajikan pada mereka terdiri atas nasi, ikan goreng, serta sayuran kangkung.
Tim dari dapur MBG mengungkapkan bahwa insiden itu disebabkan oleh reaksi alergi dan bukan karena keracunan. Akan tetapi, laporan kesehatan setelah dilakukan pengecekan masih mencatat adanya petunjuk kerusakan pada makanan berkat proses pengolahannya yang tidak bersih dan terkontaminasi.
6. Takalar, Sulawesi Selatan (26 Februari 2025)
Dua belas murid dari tiga Sekolah Dasar di Kabupaten Takalar mengeluh merasa tidak enak badan dengan gejala sakit perut dan kepala pasca menikmati hidangan MBG yang berisi nasi, ikan, tahu, serta pisang.
Dinas Kesehatan lokal sudah menurunkan regu pemantauan dan mengumpulkan contoh makanan yang akan dicek di lab.
7. Batang, Jawa Tengah (14 April 2025)
Kira-kira 60 murid dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Pertama di Batang melaporkan rasa mual serta muntahan setelah menyantap mie goreng bersama telur dadar putih yang ada dalam daftar hidangan MBG. Sebagian besar anak-anak tersebut memerlukan pemantauan lebih lanjut di Pusat Kesehatan Masyarakat.
Dinas Pendidikan Kabupaten Batang mencurigai bahwa kejadian tersebut dipicu oleh mutu bahan makanan yang belum berkualitas baik. Penelitian lebih lanjut pun menunjukkan adanya ketidakefektifan dalam pemantauan sekolah atas vendor jajanan.
8. Cianjur, Jawa Barat (22 April 2025)
Beberapa puluh murid dari MAN 1 serta SMP PGRI 1 Cianjur menunjukkan tanda-tanda keracunan makanan usai mengonsumsi hidangan MBG yang terdiri atas ayam goreng dengan sambal. Kejadian tersebut menjadi sorotan di platform-media sosial dan mendapat kritikan keras dari sejumlah kelompok.
Bupati Cianjur secepatnya mendirikan tim investigasi spesial serta mengumumkan adanya_audit atas seluruh perusahaan catering yang terkait dengan program MBG di daerah itu.
Posting Komentar untuk "8 Kasus Keracunan MBG: Ulat dan Bakteri Terdeteksi dalam Menu Makanan Siswa"
Posting Komentar