Riset Dosen UPS Tegal Ciptakan Inovasi Sekrup Tulang Ramah Lingkungan

DOSEN Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, Saufik Luthfianto, berhasil mengembangkan model dan optimasi proses pembuatan sekrup tulang untuk pasien patah tulang melalui teknologi 3D printing dan dip-coating.

Saufik tercatat sebagai mahasiswa studi doktoral atau S3 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo sejak tahun 2022. Riset tentang sekrup tulang tersebut mengantarkan Saufik meraih gelar doktor teknik industri dengan lama studi tiga tahun satu bulan dan menjadi salah satu lulusan tercepat pada Wisuda Periode X UNS tahun 2025 yang digelar pada Sabtu, 29 November 2025.

"Kebutuhan terhadap implan tulang terus meningkat setiap tahun, namun harga produksi dan proses manufaktur yang kompleks membuat akses pasien terhadap perangkat medis tersebut masih terbatas," ujar Saufik saat dihubungi Tempo di Solo, Ahad, 30 November 2025.

Selain unggul secara teknis, inovasi tersebut juga mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan. Sekrup tulang menggunakan bahan Polylactic Acid Plus (PLA+) dengan lapisan nanokomposit berbasis Zirconia dan Molybdenum melalui teknologi 3D printing dan dip coating.

PLA+, biopolimer yang dapat terurai secara hayati dipilih sebagai material dasar karena ramah lingkungan dan biokompatibel. Sekrup tulang memiliki kekuatan tarik 35,5 MPa, lapisan nanokomposit yang meningkatkan kekuatan tekan, dan efisiensi energi.

Hasil riset ini digadang-gadang mampu menghadirkan solusi yang lebih terjangkau, efisien, dan ramah lingkungan bagi pasien patah tulang. Inovasi ini menjawab tantangan permasalahan implan berbahan logam selama ini yang menjadi standar di dunia medis namun rentan korosi sehingga memicu reaksi tubuh. Akibatnya, pasien memerlukan operasi tambahan untuk pengangkatan.

Publikasi riset Saufik tersebut terbit pada jurnal internasional top-tier Q2 bertajuk “Pengembangan Model dan Optimasi Proses 3D Printing dan Dip-Coating Sekrup Tulang dengan Mempertimbangkan Keberlanjutan”.

Menurut Saufik, inovasi sekrup tulang ini dapat memberikan empat manfaat utama. Pertama dari biaya produksi yang lebih rendah. Melalui optimasi proses 3D printing dan dip-coating, Saufik berhasil menemukan formula efisiensi yang mampu menekan biaya pembuatan sekrup tulang. "Dengan demikian, perangkat implan dapat diproduksi dengan harga yang lebih terjangkau bagi fasilitas kesehatan maupun pasien," tuturnya.

Manfaat kedua dari sisi efisiensi produksi meningkat. Ia menyebut riset menunjukkan bahwa proses fabrikasi dapat berlangsung lebih cepat tanpa mengorbankan kualitas. "Waktu tunggu pasien dalam memperoleh implan tulang dapat dipangkas, sehingga layanan medis menjadi lebih responsif," ungkapnya.

Manfaat ketiga, sekrup tulang produk ramah lingkungan dan minim limbah. Menurutnya, tidak hanya fokus pada aspek teknis, penelitian ini juga menilai dampak lingkungan. "Optimalisasi energi dan minimisasi limbah selama proses produksi menjadikan inovasi ini lebih berkelanjutan dibanding metode konvensional," katanya.

Manfaat berikutnya, lanjut dia, riset ini memacu inovasi teknologi biomedis. Model optimasi yang dikembangkan berpotensi menjadi rujukan dalam pengembangan perangkat medis berbasis 3D printing lainnya. Pendekatan ini membuka pintu bagi riset lanjutan di bidang biomekanika, teknologi material, dan rekayasa medis.

Lebih lanjut Saufik mengatakan keberhasilan penelitian ini tak lepas dari kolaborasi lintas disiplin, mulai dari teknik industri, teknik material, biomedis, hingga aspek lingkungan. "Penelitian ini memerlukan banyak sinergi antarbidang agar hasilnya bisa efektif diterapkan dan tetap aman bagi pasien,” ujarnya.

Saufik dibebaskan dari ujian terbuka promosi doktor karena publikasinya telah tembus jurnal internasional bereputasi tinggi. Ia berharap pencapaiannya dapat memotivasi rekan dosen lain.

Posting Komentar untuk "Riset Dosen UPS Tegal Ciptakan Inovasi Sekrup Tulang Ramah Lingkungan"