Efek Rumah Kaca Soroti Peran Musisi di Tengah Dinamika Politik

BAIT demi bait puisi dilantunkan Cholil Mahmud di tengah kerumunan massa yang sedang bernyanyi bersama. Vokalis Efek Rumah Kaca itu membawakan syair yang termuat dalam lagu andalan grup musiknya, "Bersemi Sekebun", dengan syahdu.

Cholil dan sejumlah rekan satu band-nya menghadiri acara komunitas Nyanyi Bareng Jakarta yang dihelat di aula Gudskul, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Senin sore, 8 September 2025. Komunitas tersebut mempertemukan orang asing yang tak saling kenal untuk bernyanyi bersama dalam format paduan suara. Mereka dibagi ke dalam empat kelompok: sopran, alto, tenor dan bas.

Vokalis Efek Rumah Kaca: Musisi Sebarkan Kesadaran

Cholil berdiri di barisan para penyanyi tenor. Pria berusia 49 tahun itu turut menyesuaikan warna pakaiannya dengan tema dress code yang telah ditentukan, yakni brave pink and hero green. Dia mengenakan kemeja merah muda sedangkan sebagian peserta lain menggunakan pakaian bernuansa hijau.

Cholil menuturkan bahwa musisi memiliki kewajiban untuk menyebarkan kesadaran bagi publik agar mau menyampaikan aspirasi politik mereka. "Saya pikir musisi yang punya pendengar, punya followers, berperan untuk mengajak publik lebih bersuara," kata Cholil kepada Tempo.

Dia juga berharap bukan hanya segelintir musisi yang peduli terhadap isu politik. "Semoga banyak musisi yang aware terhadap hal yang terjadi, terutama hal-hal politis yang terjadi di negara kita," ujarnya.

Reza Ryan Iringi Nyanyi Bareng Jakarta

Gitaris Efek Rumah Kaca, Reza Ryan, dalam acara komunitas Nyanyi Bareng Jakarta di aula Gudskul, Jagakarsa, Jakarta, 8 September 2025. Tempo/Savero Aristia Wienanto

Bukan hanya Cholil, gitaris Efek Rumah Kaca, Reza Ryan, turut unjuk gigi dalam acara itu. Dia mengiringi para penyanyi amatiran yang hadir dengan petikan gitar akustik dengan ciamik, dari sesi latihan hingga prosesi rekaman.

Bukan hanya satu lagu, Reza turut memainkan alunan musik tembang lain, yakni "Mosi Tidak Percaya". Dia juga membawakan lagu "Kami Belum Tentu" milik .Feast. Malam itu, sejumlah personel .Feast turut hadir, termasuk sang vokalis, Baskara Putra.

Reza mengatakan bahwa Efek Rumah Kaca memiliki motivasi untuk membawa kesadaran politik bagi para pendengarnya. "Semua orang penting banget untuk bisa bersuara, karena kita semua punya hak untuk itu," tuturnya.

Di akhir acara, para personel Efek Rumah Kaca dan Feast turut menemui penggemar mereka. Para peserta yang hadir bahkan sampai mengantre untuk mendapatkan tanda tangan dan foto bersama idola mereka.

Alasan Menyanyikan Lagu .Feast dan Efek Rumah Kaca

Meda Kawu, salah seorang pendiri Nyanyi Bareng Jakarta, mengungkap pemilihan lagu ini bukan tanpa arti. Menurut dia, lagu .Feast melambangkan perjuangan sedangkan lagu Efek Rumah Kaca menyimbolkan harapan.

Pendiri Nyanyi Bareng Jakarta lainnya, Gladys Santoso, berpendapat bahwa penikmat musik perlu punya kesadaran tentang isi politik. Sebab, sambung Gladys, politik ikut mengatur setiap kehidupan individu.

Sebagaimana dalam bernyanyi, Gladys menerangkan, suara juga punya makna penting bagi penyampaian aspirasi politik. "Semua orang punya suara untuk mengungkapkan apa yang dia mau," tuturnya.

Posting Komentar untuk "Efek Rumah Kaca Soroti Peran Musisi di Tengah Dinamika Politik"